Pernikahan tidak harus mengeluarkan biaya besar-besaran supaya terlihat cantik. Hal itulah yang dipegang pasangan Diana dan Rudy, walaupun budget yang minim adalah sebuah tantangan karena mereka harus mencari vendor yang bisa mengakomodasi selera dan anggaran mereka. Pada akhirnya, mereka memilih untuk menangani sendiri semua desain untuk buket, corsages, dan gaun pernikahan. "Saya membayangkan model yang saya suka, mencari kain, dan menjahitnya di vendor langganan. Hasilnya, wedding dress dan robe sesuai bayangan saya," ungkap Diana yang menyebut pernikahannya sebagai Diana's biggest project. Hanya dengan mengeluarkan biaya Rp 1.000.000, sang mempelai berhasil membuat gaun pernikahan sesuai dengan yang ia dambakan.
Untuk undangan, formatnya dibagi menjadi dua jenis, e-invitation dan undangan fisik. Undangan fisik hanya mereka berikan kepada keluarga dan orang-orang terdekat karena menurutnya, beberapa dari pihak keluarga masih terbiasa dan lebih nyaman dengan undangan fisik. Desain undangan pernikahan juga mereka buat sendiri, mulai dari mencari kertas, percetakan, lem, jahit, dan wax stamp. Mereka juga memberikan personal message di dalam undangan untuk para sahabat mereka.
Konsep disiapkan dengan membuat mood board yang berisi visual yang mewakilkan pernikahan luar ruangan berkonsep intim dengan budget terjangkau. Diana, yang memiliki ketertarikan sekaligus pekerjaan di industri pernikahan, tidak merasa kesulitan dalam mengatur setiap detail yang diperlukan. Akad pernikahan dengan tema etnik berlokasi di Remaja Kuring yang bernuansa tradisional dengan banyak pendopo di dalamnya. Sebanyak 300 tamu undangan hadir yang menggunakan dress code putih dan batik hadir ketika Diana dan Rudy mengucap janji suci. Resepsi pernikahan dengan tema modern di mana kedua mempelai menggunakan pakaian dengan warna monokrom yang senada. Pernikahan yang dilangsungkan pada bulan November ini juga mengangkat palet musim gugur dengan dress code warna-warna musim gugur untuk para tamu undangan. Buket bunga yang Diana bawa pun terbuat dari koleksi bunga-bunga kering dan venue resepsi yang didominasi dengan dinding-dinding batu bata semakin menonjolkan estetika mood board dari pernikahan ini. Diana dan Rudy sebenarnya tidak sengaja menemukan lokasi tersebut, yang adalah sebuah kantor firma arsitektur dan desain interior, dari kenalan sahabat mereka. "Tempatnya yang sudah cantik membuat dekorasi minimalis pun jadi sangat outstanding," ungkap sang pengantin perempuan.
Anda terinspirasi oleh pernikahan cantik dengan biaya yang lebih hemat a la Diana dan Rudy? Simpan di papan inspirasimu!