Photography: East Meets Dress
Tradisi menghias kamar pengantin sering kali dianggap sebagai langkah awal dalam perjalanan memulai hidup bersama. Tujuannya adalah untuk membangun suasana bahagia dan penuh keintiman bagi pasangan yang baru saja menikah. Dengan menghias kamar pengantin, pasangan dapat menciptakan ruang yang nyaman dan menenangkan untuk bersantai setelah melalui hari pernikahan yang sibuk. Tradisi ini rupanya juga diterapkan pada pasangan pengantin berdarah Tionghoa dengan mengikuti sejumlah tata aturan tertentu yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Hal tersebut lantaran prosesi menata kamar pengantin begitu lekat akan tradisi para leluhur.
Ritual mendandani kamar pengantin umumnya dimulai tepat setelah acara Sangjit dilangsungkan atau satu minggu sebelum hari pernikahan tiba. Nantinya, pihak keluarga mempelai wanita akan mengirim sejumlah perwakilan keluarga untuk berkunjung ke kediaman mempelai pria dalam rangka menghias kamar pengantin. Mereka yang terlibat dalam menghias kamar pengantin umumnya adalah anggota keluarga yang telah menikah dan memiliki hubungan pernikahan yang harmonis. Tujuannya adalah agar dapat menjadi teladan bagi pasangan yang telah menikah. Mereka juga harus berstatus mapan dan telah memiliki seorang anak laki-laki. Mengapa demikian? Sebab, keturunan laki-laki diharapkan mampu melanjutkan marga.
Akreditasi: Pearl River
Pihak keluarga mempelai wanita yang datang ke kediaman mempelai pria diwajibkan membawa sepasang koper berwarna merah yang berisi seluruh kebutuhan sang mempelai wanita, mulai dari pakaian, set perhiasan, kosmetik, hingga ragam produk perawatan kulit. Ini sebagai tanda bahwa pengantin wanita telah siap untuk masuk ke dalam keluarga mempelai pria. Tak hanya itu, bagian dalam koper juga dimasukkan buah angco dan biji teratai sebagai simbolisasi agar kedua mempelai cepat diberikan momongan. Koper tersebut kemudian dilapisi dengan uang sebagai 'modal' pengantin wanita agar keluarga mertua tidak merendahkannya di masa mendatang. Uang yang dibawa dapat dibentuk menyerupai kipas ataupun ditebarkan, dan harus berjumlah genap dengan pecahan lengkap mulai dari yang terbesar hingga terkecil. Hal tersebut memberi makna bahwa semakin banyak jumlah uang yang dibawa, maka semakin tinggi pula derajat wanita tersebut di mata keluarga mertua.
Sebelum mulai ditata, para perias kamar pengantin akan menyuruh sejumlah anak kecil berusia 3 - 5 tahun untuk melompat-lompat di atas ranjang tidur pengantin. Tahap ini merupakan sebuah harapan agar pasangan pengantin bisa lekas diberikan keturunan. Pengaturan dekorasi kamar pengantin tidak hanya dilakukan oleh perwakilan keluarga mempelai wanita saja, namun keluarga mempelai pria juga akan ikut serta membantu. Isi koper yang dibawa kemudian akan dibuka di hadapan pihak keluarga mempelai pria. Semakin lengkap isi koper yang dibawa, maka semakin dipandang pula perempuan tersebut oleh keluarga sang suami.
Akreditasi: Lin & Jirsa
Setiap sudut kamar tidur nantinya dihias dengan elemen dekorasi bernuansa merah. Hal ini sesuai dengan warna identitas masyarakat Tionghoa yang mencerminkan keberuntungan dan semangat hidup. Bagian dalam kamar pengantin didekorasi dengan aneka gambar, tulisan, dan puisi yang mengandung makna kebahagiaan abadi, termasuk menempelkan stiker bertuliskan mandarin 双喜 (double joy) ke dalam barang-barang pribadi hingga meja rias. Ada pula potongan gambar berupa sepasang naga, bebek peking, dan burung Phoenix (burung Hong) yang melambangkan kebahagiaan.
Secara keseluruhan, tradisi menghias kamar pengantin Tionghoa yang melibatkan simbol-simbol penting kebudayaan adalah salah satu cara untuk merayakan pernikahan dengan memberikan harapan positif dan kesejahteraan bagi pasangan yang baru saja menikah.