Berawal dari acara reuni, Yulandari dan A M Ibrahim Rifwan Jen Rifai bertemu kembali dan menjalin kasih hingga ke jenjang pernikahan. Hanya perlu waktu 1,5 tahun untuk membuat Yulan yakin, jika Ibrahim adalah pelabuhan hatinya yang selama ini ia cari. Menikah di kala pandemi tidak membuat Yulan dan Ibrahim kehilangan esensi dari pernikahan itu sendiri, karena acara masih berlangsung dengan khidmat menggunakan serangkaian adat Bugis Makassar yang dihadiri hanya oleh keluarga terdekat. Terlebih lagi di Makassar sudah menerapkan pelonggaran PPKM level 2.
Prosesi ritual Adat Bugis Makassar sendiri dimulai dari sebelum akad nikah, yaitu prosesi Mappaci/Korontigi yang biasa dikenal dengan malam pacar atau Midodareni. Karena pandemi, prosesi dilakukan secara singkat dan penuh dengan kehangatan pada malam hari sebelum akad. Prosesi ini dimaksudkan sebagai penyucian diri calon mempelai sebelum melaksanakan prosesi sakral akad nikah. Prosesi sarat makna ini menggunakan berbagai macam properti adat yang memiliki arti tersendiri, seperti halnya lilin yang memiliki makna sebagai penerang yang diharapkan kedua mempelai nantinya bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Serangkaian adat lainnya, yaitu Mappasikarawa, sebuah prosesi mempelai pria menjemput mempelai wanita setelah akad nikah dilakukan. Pada momen ini Yulan dan Ibrahim bertemu dan melakukan ritual selanjutnya, yaitu masuk ke dalam sarung yang telah dijahit, bermakna agar kedua pasangan tetap bersatu dalam pernikahan.
Adat selanjutnya adalah Mapparola, di mana dalam prosesi ini mempelai wanita yang menjemput mempelai pria untuk selanjutnya duduk di pelaminan dan menikmati acara. Ada beberapa simbol yang digunakan dalam momen perayaan pernikahan Adat Bugis Makassar, salah satunya adalah Walasuji sebagai bentuk mistis kepercayaan Bugis Makassar yang menjadi simbolisasi susunan alam semesta, yaitu api, air, tanah, dan angin.
"Izin untuk pernikahannya lumayan sulit ya, sehingga H-2 itu aku baru dapat cuti dan lumayan challenging. Selain itu agak susah untuk berkoordinasi, karena aku kan di Jakarta, sementara pernikahannya di Makassar. Tapi untung saja ada Yellow Project yang membantu seluruh rangkaian acara dengan sangat baik," ucap Yulan mengingat tantangan dalam mewujudkan pernikahan impian mereka.
Salah satu hal unik dan yang sangat berkesan dari pernikahannya adalah gaun yang dikenakan saat resepsi. Perpaduan adat Makassar dan sentuhan modern mewah di gaunnya sukses membuat Yulan tampak begitu anggun dan memesona. "Gaun ini benar-benar melampaui ekspektasi saya. Saya baru fitting di H-1 dan request mendadak untuk bagian ekornya," ungkap Yulan.
Simak kemegahan prosesi adat Bugis Makassar dalam pernikahan Yulan melalui foto berikut!
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio
Photography: Phiutografia Studio