Pertemuan sepasang kekasih Adista dan Farry berawal di negeri jiran, Malaysia pada saat liburan. Keduanya diperkenalkan oleh salah satu teman mereka, kemudian menjalani hubungan pacaran selama delapan tahun. Tiga tahun pertama mereka harus menjalani hubungan jarak jauh karena Adista sedang menuntut ilmu di Melbourne dan Farry di Malaysia. Perjalanan kisah cinta mereka terbilang unik, karena pada saat Farry melanjutkan studi di Paris, Adista berada di Jakarta, namun ketika Adista juga melanjutkan studi di Paris, kali ini Farry yang berada di Jakarta. Mereka hanya mengandalkan video call melalui Skype, namun hal itu tidak memudarkan rasa saling percaya dan kasih sayang keduanya. Pada akhirnya di tahun 2013 mereka tak perlu lagi menjalani hubungan jarak jauh karena keduanya sudah kembali ke Jakarta dan memantapkan hubungan di tahun 2018. Berawal di bulan Januari 2018, Farry mengutarakan niatnya untuk hidup bersama Adista. Uniknya, Farry tidak menyiapkan cincin, melainkan biar Adista sendiri yang memilih cincinnya. "Farry orangnya tidak romantis dan aku picky, jadi pilih sendiri cincinnya," ujar Adista.
Selama menyiapkan pernikahan, bagi Adista tantangan yang ia rasakan adalah menjaga perasaan masing-masing dalam menentukan pilihan untuk pernikahan. "You're not only marrying the guy, but the whole family," ungkap sang mempelai perempuan. Persiapan pernikahan mereka membutuhkan waktu enam bulan, hingga akhirnya pada tanggal 18 Oktober 2018, mereka melaksanakan pemberkatan pernikahan yang berlokasi di Amaryllis Boutique Resort, Puncak, Bogor. Tempat ini tidak memerlukan dekorasi yang berat dan bunga yang terlalu banyak karena keindahan alamnya yang asri. Dekorasi serba putih dan dikelilingi oleh pohon-pohon besar di sekitar merepresentasikan tema classical rustic yang berhasil mereka wujudkan.
Sentuhan tradisional hadir dalam pernikahan ini. Pasangan yang terlahir dengan budaya Batak ini diberikan kain ulos oleh orang tua mereka. Kain ulos dibalutkan kepada kedua mempelai setelah sesi pemberkatan sebagai tanda kasih. Kemudian, setelah pemberian kain ulos, ayah dari Adista memberikan kejutan dengan menyanyikan lagu Batak yang berjudul Borhat Ma Dainang. Lagu tersebut memiliki arti melepas kepergian anak perempuan yang sudah dimiliki sang suami, namun tidak perlu khawatir karena ia akan bahagia. Hal tersebut menjadi momen yang paling mengharukan, tidak hanya bagi mempelai perempuan saja, tetapi juga kepada seluruh tamu yang hadir.
Terinspirasi oleh album pernikahan Adista dan Farry? Simpan di papan inspirasimu!