Crystal dan Gilbert pertama kali bertemu saat rapat kerja di tahun 2015. Setelah itu, keduanya bertemu lagi pada awal 2017 dan secara resmi menjadi pasangan pada bulan April 2017. Dengan kepribadian yang kontras, Crystal mengakui bahwa hubungan mereka bukanlah yang termudah. Pasangan ini membutuhkan banyak kesabaran agar bisa berkompromi. Pada akhirnya, perbedaan mereka justru menjadi faktor yang membuat mereka saling melengkapi. Keputusan untuk menikah pun datang secara alami karena mereka berdua ingin berumah tangga serta menua bersama.
Keunikan dari prewedding ini adalah tidak adanya rencana atau persiapan untuk mengadakan pemotretan. Keduanya tengah berada di Tokyo untuk liburan, dan rupanya teman baik Gilbert, yaitu Ryerson Anselmo, yang merupakan fotografer dari Costes Portrait kebetulan sedang berada di kota yang sama. Secara spontan, mereka memutuskan untuk mendedikasikan satu hari dalam liburan mereka untuk pemotretan. Ryerson juga menentukan suasana dan konsep untuk pemotretan ini secara spontan. "Kami benar-benar menyukai cara dia mengabadikan momen yang sempurna, dan bagaimana setiap foto dapat menceritakan sebuah kisah. Selama pemotretan, ia sangat profesional, namun menyenangkan, dan memiliki cara untuk membuat pose kami terlihat baik tanpa kesulitan," kenang Crystal.
Keduanya berjalan-jalan sambil diselingi pose-pose natural di tiga area, yaitu Omotesando, Cat Street, dan Taman Yoyogi.Ketika mencapai lokasi terakhir, Taman Yoyogi, hari sudah hampir gelap. "Pada waktu itu, cuaca sudah benar-benar dingin, tapi syukurlah kita selesai dengan cepat," ujar Crystal. "Saranku untuk para calon pengantin perempuan yang berencana melakukan pemotretan di luar negeri adalah ketika mengenakan gaun, pastikan cuacanya tidak terlalu dingin!"
Suka dengan album prewedding mereka? Tambahkan ke inspiration board kamu!
