Indonesia memang dikenal memiliki kebudayaan yang kaya dan beragam. Terutama dalam melangsungkan prosesi pernikahan. Setiap daerah memiliki adat istiadat yang menyisipkan ciri kebudayaannya masing-masing. Tapi, bagaimana jika ada dua kebudayaan yang kontras dipersatukan ke dalam sebuah selebrasi pernikahan? Konsep inilah yang dihadirkan oleh Mega dan Rifki. Sepasang kekasih yang sepakat melaksanakan pernikahan dengan budaya yang berbeda, yaitu adat Jawa dan juga Bugis.
Memiliki latar belakang adat istiadat yang berbeda, membuat pasangan Mega dan Rifki mempersiapkan pernikahan impiannya secara apik dan detail agar tetap syarat akan makna dari kedua adat istiadat tersebut. Mereka memutuskan untuk menyelenggarakan perhelatan di rumah calon mempelai wanita yang memiliki interior unik yang otentik dengan bantuan theSerenade Organizer.
Rangkaian acara dimulai dengan pengajian dan siraman yang mengaplikasikan adat Jawa. Prosesi berjalan khidmat sebagai simbolis permintaan izin dan pengguguran hal negatif dari kedua pengantin sebelum melangkah menuju pelaminan.
Barulah sampai pada rangkaian utama, yaitu prosesi akad yang dilaksanakan dengan adat Bugis. Kedua pengantin tampak menawan dan menjadi magnet perhatian sepanjang acara dengan baju bodo berwarna emerald green, kontras dengan mahkota saloko yang dikenakan Mega juga aksesori serba emas lainnya.
Selanjutnya adalah upacara adat panggih, yang merupakan puncak sekaligus penutup dari rangkaian pernikahan Mega dan Rifki. Pada upacara adat Jawa ini, kedua penampilan mempelai disulap dengan sentuhan Jawa yang kental. Kebaya dan beskap yang berwarna hangat berbaur dengan suasana perhelatan yang romantis.
Kebahagian Mega dan Rifki pun tergambarkan dari hasil foto Mindfolks Wedding yang tampak apik mengabadikan momen berharga pasangan ini. Tak ketinggalan keunikan interior rumah Mega bersatu padu dengan mahakarya dekorasi dari Griyo Palastri. Pemilihan bunga-bunga dengan warna kontras yang cerah memperindah tampilan pelaminan tempat bersandar pengantin saat perhelatan berjalan.
