Merayakan hari istimewa dengan penuh haru, Faris dan Nishrin mengenang momen magis pertemuan pertama mereka di perpustakaan, yang ternyata menjadi awal perjalanan cinta mereka. Bertemu di Foreword Library, Nishrin yang saat itu datang bersama adiknya secara tidak sengaja bertemu dengan Faris. Percakapan demi percakapan pun terjalin, dimulai dari minat yang sama terhadap buku hingga menemukan kecocokan lebih dalam di antara keduanya. Kesadaran akan ketertarikan satu sama lain membuat mereka sepakat untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius.
Ketulusan niat yang dimiliki Faris dan Nishrin disampaikan dengan penuh kehangatan kepada pihak keluarga. Sambutan hangat dan dukungan tulus pun segera mereka dapatkan, disertai restu dari kedua belah pihak keluarga.
Memiliki latar budaya yang begitu beragam, kedua pengantin ini pun membawa keberagaman tersebut pada detail rangkaian acara pernikahan. Meriah dengan selebrasi berbagai budayanya, Faris dan Nishrin, memutuskan untuk membagi acara pernikahan ke dalam tiga rangkaian utama, yakni akad nikah, resepsi pernikahan pertama, dan resepsi pernikahan kedua.
Lekat dengan budaya Tradisional Arab, prosesi akad nikah Nishrin dan Faris juga berpadu elok dengan sematan budaya Betawi. Teristimewa, pada sesi palang pintu yang menjadi ciri khas budaya Betawi. Rentetan momen terukir begitu syahdu dan penuh haru, proses pernikahan yang dilaksanakan di rumah ini kian menambah kesan intimate yang kedua mempelai selalu dambakan. Dikelilingi keluarga dan kerabat terdekat, Faris dan Nishrin pun secara resmi memulai jenjang pernikahan keduanya. Atmosfer haru ini juga berpadu elok dengan pilihan busana sang mempelai. Mempercayakan rancangan busananya pada Mel Ahyar, perpaduan sucinya warna putih bertemu dengan teduhnya warna biru.
Pada resepsi pertama, pasangan ini fokus mempertemukan keluarga dan kerabat dari sisi kedua mempelai. Faris tampil gagah dengan rancangan beskap Jawa modern, sementara Nishrin anggun dalam balutan busana karya Biyan. Nuansa kontemporer berpadu dengan tradisi Jawa, menciptakan harmoni yang indah.
Resepsi kedua yang lebih intim dihadiri oleh kerabat dekat. Pasangan ini memilih suasana santai untuk menjamu tamu, mempererat hubungan dengan keluarga terdekat dalam suasana yang hangat dan akrab. Tidak hanya budaya Arab dan Betawi, pernikahan ini juga menampilkan keindahan budaya Bugis. Gaun pengantin karya desainer TOTON dengan aksen emas khas Bugis memberikan kesan mewah. Perpaduan ini melambangkan kesatuan budaya yang menjadi tema besar acara.
Meski merayakan hari bahagia di kediaman pribadi sang mempelai, tak menghalangi hadirnya rintangan yang muncul. Terutama, saat keduanya harus melakukan renovasi pada area tertentu. Namun, segala rintangan ini seketika terbayarkan dengan sesi speech yang dari kedua orang tua mempelai juga kakak dan adik Nishrin. Air mata haru yang tak terbendung lantas mengiringi perjalanan hari bahagia kedua pengantin.
Seperti yang disampaikan oleh Faris, "the impossible is possible", layaknya pertemuan kedua mempelai yang bersatu dalam selebrasi antar budaya yang begitu elok. Berikut, album pernikahan dari Faris dan Nishrin yang diabadikan oleh tim Arla Productions.