Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Dennis dan Christina sudah saling mengenal sejak SMA, namun tidak pernah mengobrol atau berkumpul bersama. Secara kebetulan, keduanya berkuliah di kampus yang sama namun telah memiliki pasangan masing-masing pada saat itu. Selama masa kuliah, mereka tetap tidak pernah bertukar lebih dari sekadar 'halo' atau anggukan sopan saat berpapasan. Setelah menyelesaikan studi, Christina pun pindah ke Beijing untuk melanjutkan pendidikannya, sementara Dennis pindah ke Shanghai. Christina menceritakan bahwa ia juga sempat berencana untuk pindah ke Shanghai pada semester kedua, namun tidak terjadi. "Jika saya jadi pindah ke Shanghai, mungkin saya akan bertemu dengan Dennis lebih awal," kenang sang mempelai wanita. Meskipun mereka tampaknya berpisah, takdir berbicara lain. Di semester keduanya di Shanghai, Dennis bertemu dengan Albert yang kebetulan adalah teman sekolah dasar Christina. Dennis kemudian meminta Albert untuk mengenalkannya pada Christina. Sang mempelai wanita menceritakan kedekatan mereka, hingga setahun kemudian akhirnya berpacaran.
"Dennis meminang saya di Pulau Padar. Ia bukan tipe yang menyukai kegiatan alam, sementara saya sangat menggemarinya. Jadi, ketika Dennis membawa saya ke Pulau Padar dan rela mendaki sampai ke puncak gunung, saya memiliki perasaan bahwa dia akan melamar. Hari itu masih merupakan momen yang tak terlupakan bagi kami berdua, saya sangat menghargai semua upayanya dalam keseluruhan perjalanan tersebut karena saya tahu dia sangat tidak menyukai aktivitas di alam, namun bersedia melakukan semua itu untuk saya," tutur Christina. "Dennis dan saya sangatlah berbeda, ia seorang perfeksionis sementara saya lebih cuek dalam banyak hal. Satu-satunya kesamaan yang kami miliki adalah bahwa kami sama-sama keras kepala. Namun seiring berjalanan waktu, kami belajar lebih sabar pada satu sama lain. Hal yang paling saya sukai dari hubungan ini adalah, saya dapat menceritakan apapun padanya serta selera humor kami yang sama," sang pengantin wanita melanjutkan.
Pernikahan serba putih mereka diabadikan dengan cantik oleh Axioo. Dengan selipan warna-warna pastel pada elemen pernikahan mereka, perayaan tersebut tidak kurang dari spektakuler. Para bridesmaid terlihat cantik dengan gaun lavender yang serasi, sementara para groomsmen nampak gagah dalam setelan abu-abu. Namun demikian, Christina terlihat paling menawan dalam gaun strapless, ditutupi cape pendek karya Yefta Gunawan. Keduanya terlihat luar biasa saat mereka berjalan menuju pelaminan. Setelah prosesi upacara dan resepsi yang dilaksanakan pada hari itu, Christina dan Dennis pun siap untuk memulai hidup mereka bersama.