Selain masalah komunikasi, topik yang sering kali menjadi pemantik perselisihan dalam pernikahan adalah pasangan yang gila kerja atau workaholic. Memiliki pasangan yang punya visi akan jenjang karirnya bisa jadi sinyal kalau kemapanan finansial dalam pernikahan bisa terwujud. Tapi yang sering kali tidak disadari adalah pasangan yang workaholic bisa menciptakan masalah yang krusial dalam pernikahan. Mengapa?
Karakteristik dari seorang workaholic adalah mengutamakan kepentingan pekerjaan ketimbang keluarga bahkan dirinya sendiri. Situasi ini akan semakin menciptakan ketegangan dalam rumah tangga apabila pasangan yang workaholic selalu membawa stres kantor hingga ke rumah. Alhasil semua orang rumah mendapatkan "getahnya" padahal mereka tidak berkaitan langsung dengan sumber stres tersebut. Jika dibiarkan terus menerus maka setiap interaksi yang terjadi di dalam pernikahan akan jauh dari kata 'harmonis'.
Agar tujuan pernikahan bisa bersama-sama diwujudkan, meski Anda menikah dengan pasangan yang workaholic, lakukanlah tips berikut ini:
#Tentukan Batasan yang Tegas antara Kantor dan Rumah Tangga
Jika kantor tempat pasangan bekerja tidak memberikan ruang untuknya menghabiskan waktu bersama keluarga, maka cobalah untuk mengajak dia untuk evaluasi bersama. Bisa jadi pasangan tidak menyadari kalau fokusnya pada pekerjaan berdampak langsung pada interaksi Anda berdua ketika di rumah. Gunakan gaya komunikasi asertif yaitu menyampaikan apa yang Anda pikirkan dan rasakan kepada pasangan tanpa menyerangnya.
Menurut Psikolog Barbara Killinger, PhD., memberikan batasan yang tegas antara kantor dan rumah tangga sangatlah penting dilakukan. Tujuannya bukan hanya agar pernikahan tetap harmonis tapi juga agar Anda menikmati keseimbangan hidup. Hanya saja, sambung Killinger, tantangannya di masa sekarang adalah ketika bekerja secara virtual menjadi jamak dilakukan. Batasan jam kerja menjadi sangat samar karena kerja secara virtual membuat pekerja harus stand by kapan saja dan di mana saja. "Ini mengapa penting untuk selalu mengingat bahwa bekerja berlebihan tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan psikis tapi juga pernikahan!" tegas Killinger.
#Ajak Pasangan untuk Mendeteksi Gejala Workaholic
Kebanyakan orang yang gila kerja atau workaholic tidak menyadari kalau dia workaholic. Pembenaran yang sering kali diberikan oleh mereka yang workaholic adalah mereka pekerja keras. Padahal antara pekerja keras dengan gila kerja memiliki perbedaan yang tegas. Mereka yang pekerja keras bisa memberikan batasan yang tegas antara rumah tangga dan kantor. Artinya ketika sampai di rumah, mereka tidak hanya hadir secara fisik tapi juga secara emosional dan berinteraksi aktif.
Maka untuk membantu pasangan mengenali apakah dia workaholic cobalah ajak dia untuk mengenali gejala-gejalanya yaitu :
- Semua urusan pekerjaan adalah prioritas utamanya.
- Meski secara finansial sudah stabil tapi tetap bekerja berlebihan.
- Mudah stres dan panik ketika masalah kantor tidak terselesaikan.
- Mengorbankan hobi dan kesenangan demi menyelesaikan pekerjaan.
- Selalu membawa pekerjaan kantor ke rumah.
- Kesulitan untuk menikmati momen yang terjadi karena selalu fokus pada urusan pekerjaan.
- Jarang sekali mengambil cuti. Atau kalaupun cuti tetap melakukan pekerjaan kantor.
- Jam kerja berlebihan berdampak pada kesehatan tubuh.
- Tetap melakukan pekerjaan kantor meski sedang sakit.
#Ingat Kembali Tujuan Pernikahan
Setelah pasangan menyadari kalau dirinya workaholic maka lakukanlah refleksi bersama. Tujuannya agar Anda dan pasangan kembali menempatkan keluarga sebagai prioritas. Bicarakan lagi apa yang menjadi tujuan pernikahan. Lalu buatlah lagi perencanaan atau plan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dari pernikahan itu. Jangan lupa memasukkan kebutuhan intimacy atau keintiman di dalam rangkaian perencanaan dalam mencapai tujuan pernikahan.
Karena tujuan pernikahan yang harmonis bisa tercapai dengan selalu menciptakan keintiman. Hal ini diamini Killinger juga. "Untuk menciptakan keintiman harus ada komunikasi dua arah dan berbagi kekuasaan," imbuhnya. Artinya, harus ada saling percaya, menghargai, dan terbuka agar cinta tumbuh menjadi keintiman. Bonusnya ketika ini tercipta adalah kualitas hubungan seksual yang selalu optimal.
#Ingatlah Tantangan Pernikahan ini Akan Membuat Hubungan Anda Jadi Lebih Kuat
Jika tips-tips di atas sudah coba Anda praktekkan bersama namun pasangan masih menjadi workaholic dan semakin membahayakan pernikahan, maka tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan ahli seperti konselor pernikahan. Ini adalah bagian dari coping mechanism atau cara mengatasi masalah. Selama Anda dan pasangan masih mencari cara untuk menemukan solusi dari masalah pernikahan yang muncul, maka sebenarnya Anda berdua tengah memberikan kesempatan bagi rumah tangga terus bertumbuh. Ketika Anda dan pasangan berhasil mengatasi tantangan pernikahan yang ini, maka Anda berdua akan memiliki "amunisi" untuk sama-sama bertahan dalam menghadapi tantangan pernikahan berikutnya.