Banyak pasangan yang tanpa sadar membiarkan konflik tidak sehat dalam rumah tangga terus menerus terjadi. Konseling pernikahan menjadi pilihan terakhir, bahkan dilakukan ketika permasalahan sudah semakin parah. Sejatinya, mendatangi terapi pernikahan tidak selalu berarti bahwa rumah tangga Anda sedang di ujung tanduk. Bantuan profesional juga bisa membantu Anda mengenali kepribadian Anda sendiri secara lebih dalam dan membuka pola pikir dari berbagai sisi.
Pertimbangkan untuk ikut serta konseling pernikahan jika salah satu dari keadaan di bawah ini kerap ditemui di dalam keseharian rumah tangga Anda.
1. Tidak lagi berkomunikasi
Jika Anda atau pasangan, atau bahkan kalian berdua, terlalu sibuk dengan rutinitas masing-masing sehingga interaksi menjadi terbatas dan jarang berkomunikasi, hal ini bisa menjadi pertanda hubungan yang meregang. Menurut psikolog Enlightmind, Rini Hapsari Sentosa, komunikasi yang tidak sehat ditandai oleh prilaku tidak merespon, memberhentikan pembicaraan, pergi dari rumah, dan mengisolasi diri. Jika salah satu dari hal ini sering terjadi, sebaiknya Anda mencari bantuan dari pihak ketiga, yaitu psikolog pernikahan.
2. Hubungan seksual semakin jarang atau tidak ada
"Perasaan bosan bisa menyebabkan meredupnya hubungan intim," ujar Rini kembali. Sayangnya, tidak jarang pasangan menghindari pembicaraan soal ini walaupun mereka menyadari masalah tersebut bisa mengancam hubungan pernikahan. Hal ini diungkapkan Tracy K. Ross, konsultan pernikahan dan keluarga dari New York. "Terapi bisa membantu pasangan menavigasi tantangan dan percakapan yang dianggap tabu, serta menemukan solusi untuk keduanya," ungkap sang psikolog.
3. Ketidaksetiaan / perselingkuhan
Hadirnya orang ketiga di dalam rumah tangga merupakan salah satu sinyal merah dalam pernikahan. "Pengkhianatan emosional, seperti berhubungan dekat dengan orang lain di luar pernikahan sampai menyita keseharian, patut diwaspadai," saran Ross. Walaupun prilaku tersebut baru sebatas kata-kata menggoda, namun hal tersebut bisa berujung lebih buruk, yaitu hubungan fisik terlarang.
4. Setiap pembicaraan selalu berujung perdebatan
Apakah Anda semakin sulit berbicara baik-baik kepada pasangan dan setiap kata yang keluar selalu berujung perdebatan? Jika obrolan suami-istri berangsur-angsur menjadi sebuah tantangan, bahkan berkesan negatif dan satu arah, mulailah mempertimbangkan untuk bergabung dengan sesi konseling pernikahan. Gail Saltz, psikiater dan penulis buku The Power of Different: The Link Between Disorder and Genius, mendukung hal tersebut. "Jangan abaikan pertanda awal. Anggap hal itu seperti sebuah gejala penyakit yang harus dicegah sebelum semakin parah," sarannya.
5. Adanya keinginan untuk memiliki suami/istri/perkawinan yg lebih baik
Psikolog Kasandra Putranto mengakui jika permasalahan dalam pernikahan yang telah berjalan lama sering sekali dimulai dari pemikiran "suami/istri saya telah berubah" atau "dia bukanlah lagi seperti orang yang kukenal dulu." Hal seperti ini bisa membuat sang suami atau istri berimajinasi soal pasangan/pernikahan yang lebih baik. Jika Anda sendiri yang memendam perasaan ini, hal ini menjadi pertanda jika pernikahan Anda butuh bantuan profesional.
Mengapa pasangan tidak perlu takut datang ke konseling pernikahan?
Tidak jarang para suami dan istri enggan melakukan konseling pernikahan karena berbagai "ketakutan", seperti takut dinilai dan dikritik. Sebagai seorang psikolog, Rini sangat paham betul pola pikir seperti ini. "Banyak yang berpikir, 'kalau sampai harus ke psikolog, berarti saya sudah gila.' Padahal pergi ke psikolog sebenarnya sama saja seperti ke dokter, ke konsultan hukum, atau ke bengkel." Artinya, orang yang pergi ke psikolog menyadari ada sesuatu yang mengganggu, entah dalam dirinya atau di lingkungan sekitar, lalu mencari pertolongan dari luar.
Pendekatan dan jenis terapi yang digunakan psikolog pernikahan berbeda-beda. Rini tidak menepis bahwa efektivitas konseling bergantung pada kecocokan pasien dengan teknik yang dipraktekkan. Namun, secara umum, hal-hal yang akan dilakukan dalam sesi konsultasi adalah:
- Berbicara santai dan Anda dapat langsung mengutarakan kondisi, aktivitas, keluhan, dan perasaan.
- Kemudian, konsultasi akan fokus pada hal/gejala yang paling mengganggu/menghambat.
- Psikolog akan mulai mempraktekkan teknik/pendekatan tertentu untuk menggali lebih dalam, atau melakukan tes psikologi jika diperlukan.
- Sesi akan terus berkembang dan mendalam seiring dengan konten pertemuan.
Beberapa konflik rumah tangga memang wajar terjadi. Namun, jika konflik tersebut membuat perasaan Anda sangat terganggu/tidak nyaman/terancam serta berkepanjangan dan berulang, Rini menyarankan untuk segera mempertimbangkan bantuan profesional. Tanda-tanda lain Anda dan pasangan butuh jasa konsultasi pernikahan adalah jika terjadi perubahan yang dirasa ekstrem atau adanya kejadian khusus, seperti kematian dan gangguan penyakit, yang secara tidak sadar berefek pada prilaku Anda kepada pasangan atau sebaliknya.