Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Photography: Munkeat Photography
Pasangan hari ini bertemu pertama kali saat makan malam di rumah teman mereka. "Kencan pertama kami jauh dari sukses, dan baru dua tahun kemudian saya kembali menyetujui ajakannya untuk pergi bersama!" kata Hana. Kali ini, segalanya berjalan dengan lancar dan singkat cerita, Usman mengejutkan Hana dengan sebuah lamaran romantis. "Dia melamar saya di rumah dengan cincin yang disembunyikan di antara bunga-bunga," kenangnya.
Hana dan Usman menginginkan selebrasi di ruang terbuka yang dekat dengan alam. "Tema 'hijau' di pernikahan kami tidak hanya meliputi warna hijau tetapi juga mencakupi lingkungan kita. Kami pun memutarkan lagu Zainal Abidin bertajuk 'Hijau' untuk menyesuaikan dengan tema yang ada," ujar Hana. Segera setelah itu, mereka menemukan lokasi yang sempurna yang mencerminkan warisan budaya Malaysia yang mereka miliki. "3 Cheringin Resort terletak di bukit tropis Janda Baik dan memiliki rumah tradisional Melayu di area pekarangannya," jelasnya.
Pernikahan dua hari mereka diadakan selama akhir pekan - terdiri dari upacara nikah, resepsi makan malam, dan bersanding, tradisi Melayu untuk mengumumkan pernikahan ini ke khalayak ramai. "Karena kami memiliki tiga macam acara, saya pastinya memerlukan tiga jenis gaun! Masing-masing gaun harus simpel dan ringan untuk menyesuaikan dengan penataan acara di luar ruangan," tutur Hana. Ia memilih dua gaun yang memukau hasil rancangan Habsah Abang Saufi serta satu lagi dari desainer Mellinda Looi untuk upacara pernikahan, bersanding, dan resepsi sekaligus. Sementara itu, Usman menyelipkan kultur Sri Lankanya dengan memakai sherwani daripada mengenakan pakaian mempelai pria Melayu pada saat resepsi tradisional berlangsung.
Penghargaan keduanya terhadap akar budaya mereka tidak berhenti sampai di sana. Hantaran atau hadiah pun ditukarkan antara mempelai wanita dan pria sebelum upacara pernikahan dimulai. Resepsi terakhir juga dimeriahkan dengan kehadiran penabuh gendang tradisional dari Sarawak, di mana Ibu Hana berasal dari Sarawak. Momen lain yang dikenang oleh Hana adalah ketika ia dapat menggunakan set perhiasan mendiang neneknya. "Perhiasan itu telah didistribusikan kepada seluruh anak perempuannya, termasuk ibu saya, dan masing-masing perhiasan dibawa langsung dari Bruine dan Sarawak secara khusus untuk hari besar saya," kenang Hana.
Berkaca pada hari pernikahan dan persiapannya, Hana berbagi tips berharga untuk para pengantin wanita di masa depan. "Tetap menjadi diri Anda apa adanya ketika tengah merencanakan pernikahan. Putuskan apa yang penting dan jangan terlalu terpaku pada sisanya," sarannya, "Pada hari itu sendiri, yang penting Anda hadir! Segalanya akan selesai dalam sekejap mata, jadi ingatlah untuk berhenti dan menikmati setiap momen yang ada dengan pasangan Anda."