Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Sienty-Arief Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Sienty-Arief Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Sienty-Arief Photography
Photography: Sienty-Arief Photography
Photography: Sienty-Arief Photography
Photography: Sienty-Arief Photography
Photography: Sienty-Arief Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Sienty-Arief Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Sienty-Arief Photography
Sebelum memulai hubungan, Zindy dan Sidharta rupanya sudah berteman sejak lama. "Tata adalah saudara dari tunangan teman baik saya, sehingga kami memang sudah lama mengenal satu sama lain," cerita Zindy. Sidharta tengah bekerja di Amerika Serikat, sementara Zindy masih tinggal di Indonesia ketika mereka memutuskan untuk membawa hubungan ke jenjang pernikahan.
"Tidak pernah ada proses lamaran romantis, karena diskusi mengenai pernikahan kami lakukan melalui Facetime. Bahkan, Tata bahkan meminta izin kepada kedua orang tua saya melalui Facetime," ungkapnya lebih lanjut. Lamaran resmi pun terjadi setelahnya, ketika Sidharta beserta keluarganya datang ke rumah Zindy di Bandung.
"Kami merencanakan semuanya bersama-sama meski dibatasi oleh zona waktu berbeda. Untungnya, ada teman-teman dan wedding planner yang terus membantu kami memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan," jelas Zindy. Setelah mempersiapkan pesta pernikahan selama 8 bulan, Zindy dan Sidharta akhirnya menuai hasil dari kerja keras mereka.
Sang dekorator, Elior Design berhasil menyulap lokasi pernikahan mereka menjadi tempat cantik bertabur bintang. Lentera dan rangkaian lampu hias digunakan untuk menambahkan kesan rasi bintang yang menawan. "Pada malam itu, udara terasa sejuk dan Maxi's Resto dapat memenuhi ekspektasi kami dengan menghadirkan suasana khas kota Bandung. Tempat tersebut benar-benar sempurna sebagai lokasi berbagi kebahagiaan," tutur Zindy. Nala Nali Stringquartet juga berhasil memperkaya atmosfer yang ada dengan memainkan berbagai lagu favorit pasangan ini. "Daftar lagu kami berisikan musik Super Mario Bros, The Beatles, bahkan Debussy!" kenang Zindy.
Sang mempelai wanita terlihat sangat cantik dalam balutan gaun bertabur manik-manik mewah rancangan desainer berbakat, Verena Mia. Sidharta pun tak kalah menawan dengan setelan jas dari Calvin Klein. Keduanya terlihat begitu serasi ketika bersanding menyambut babak baru kehidupan mereka. Sepanjang hari, semua momen-momen istimewa berhasil diabadikan dengan sempurna oleh dua fotografer handal, Punyan Photography dan Arief Haskara, yang mengubah hari istimewa tersebut menjadi deretan foto yang layak dikenang sepanjang masa.
Berkaca pada pengalamannya sendiri, Zindy memiliki beberapa saran untuk para calon pengantin. "Kebanyakan orang tidak memprioritaskan wedding planner, MC, dan musik, padahal ketiganya amatlah penting untuk diperhatikan. Jangan terlalu stres dengan segala perencanaan yang ada dan cobalah untuk tetap santai di hari H. Terakhir, selalu atur ekspektasi Anda," kata Zindy.