Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Photography: Venema Pictures
Kisah cinta pasangan ini dimulai di Melbourne, Australia. "Kami bertemu di acara ulang tahun seorang teman. Saat itu, saya baru akan lulus SMA dan Evan sudah berkuliah," ujar Priscilla. Tak lama kemudian, keduanya pun menjalin hubungan. Pada hari jadi mereka yang keempat, Evan mengajak Priscilla ke rumah tinggal mereka kelak. "Di salah satu kamar, Evan ternyata telah menyiapkan proyektor yang menampilkan foto-foto kami," kenang sang pengantin. "Dia lalu melamar saya dalam ruangan yang akan menjadi kamar bayi kami suatu hari nanti," tambahnya.
Kedua sejoli ini bersikeras bahwa pernikahan mereka akan dihiasi warna putih dan abu-abu. "Kami ingin menggambarkan bahwa pernikahan merupakan bentuk kerapuhan yang terindah," ungkap Priscilla. Ia lantas jatuh cinta pada Khayangan Estate, venue yang memiliki pemandangan memukau dan ukiran tradisional dari kayu berwarna abu-abu. Sang mempelai pun meminta bantuan Hilda by Bridestory untuk menemukan vendor-vendor lain yang dapat mewujudkan mimpinya. "Asisten pernikahan kami layaknya ibu peri yang baik hati! Ia memastikan bahwa kami mengikuti timeline serta membantu kami untuk berkomunikasi dengan para vendor," jelas Priscilla.
Di hari pernikahan, sang mempelai wanita mengenakan beberapa busana pengantin, termasuk gaun lace cantik karya Bramanta Wijaya Sposa. "Ia benar-benar memahami keinginan saya dan berhasil memperindah siluet saya!" ujar Priscilla. "Riasan adiknya, Mila Wijaya juga sangat cocok dipadukan dengan gaun saya," lanjutnya. Sementara itu, Evan terlihat menawan dalam balutan dua jas yang berbeda di pagi hari dan sebuah tuksedo hitam pada saat resepsi.
Area resepsi dihias dengan memesona oleh Tea Rose Wedding Designer menggunakan tenda transparan, chandelier mewah, serta bunga-bunga putih. Deretan meja makan ditutupi dengan taplak abu-abu serta kartu penanda tempat duduk yang diletakkan di atas piring antik. Kami juga sangat mengagumi kue pengantin yang tampak begitu cocok dengan nuansa rustic pada hari itu.
Lihat kembali foto-foto di atas yang diabadikan oleh Venema Pictures.