Ketika Tiffany dan Ray saling diperkenalkan oleh salah satu teman, mereka tidak menyangka hubungan keduanya akan berlanjut hingga jenjang pernikahan. Namun, takdir memiliki caranya sendiri untuk mempertemukan mereka kembali. Setelah saling bertegur sapa di Surabaya, Tiffany dan Ray mulai berkencan. Ternyata, keduanya sama-sama senang berlibur, kesempatan untuk mengunjungi begitu banyak tempat menarik selama masa berpacaran datang secara alami. "Hanya butuh beberapa bulan sebelum saya melamar Tiffany di Bali, destinasi liburan favorit kami. Saya rasa itulah yang membuat kami berencana mengadakan pernikahan di sana juga," kenang sang mempelai pria.
Baik Tiffany dan Ray menginginkan suasana intim dalam selebrasi kasih yang bertemakan kebun rustic. Sehingga, mengumpulkan orang-orang yang mereka cintai pada hari istimewa menjadi hal yang melengkapi kesempurnaan perayaan keduanya. Uniknya, pasangan ini juga memiliki kepedulian yang besar pada alam. Itu sebabnya, sang mempelai pria sempat mengungkapkan alasan penggunaan kertas daur ulang untuk kartu undangan dan suvenir mereka. "Meskipun bukan 100% bahan ramah lingkungan, kami ingin turut berpartisipasi dalam menyelamatkan dunia," jelas Ray.
Pernikahan Tiffany dan Ray adalah sebuah pertemuan keluarga multikultural yang menggabungkan tradisi TionghoaRay dan keelokan kultur Rusia. Intip saja salah satu prosesi adat yang terabadikan yakni upacara minum teh yang erat berkaitan dengan budaya Tionghoa, saat sang mempelai wanita dan pria mengenakan pakaian cheongsam rancangan Svarna oleh Ikat Indonesia Didiet Maulana. Sang desainer sendiri begitu dikenal dengan kreasi tenun ikatnya, menjadikan dia pilihan yang sempurna untuk menyisipkan kekaguman kedua sejoli ini akan pesona Indonesia Timur ke dalam salah satu detail pernikahan mereka.
Gulir kembali untuk melihat suasana selebrasi penuh euforia kasih, yang diabadikan oleh Le Motion dan jangan lupa untuk menambahkan beberapa detail favorit Anda ke papan inspirasi.