Perkenalan yang direncanakan sebagai perjodohan menjadi awal dari perjalanan cinta Vania dan Ranandra yang akrab dipanggil Andra. Setelah menerima lamaran dan melakukan sesi pre-wedding yang diwarnai nuansa etnis, kini mereka melangsungkan pernikahan dengan budaya serupa.
Pernikahan yang dilaksanakan di Royal Kuningan Jakarta ini berlangsung meriah. Kedua sejoli memutuskan untuk menggelar akad pernikahan dalam adat Minang, yang sarat akan warna tegas seperti merah dan emas. Sedangkan untuk resepsi malam, mereka mengubah ballroom hotel tersebut layaknya taman dengan rona bunga-bunga yang bermekaran. Pada akhirnya, impian Vania untuk melangsungkan pernikahan outdoor menjadi kenyataan berkat bantuan sang dekorator dari Azka Anggun Art. Berbeda dengan prosesi akad, kali ini Vania dan Andra mengenakan baju adat Jawa. Agar senada dengan gebyok, kedua mempelai ini memilih warna teduh seperti champagne dan cokelat. "Dari awal saya sudah yakin meminta Dewangga membuat kebaya pengantin saya. Saya sangat pasrah dan Dewanggalah yang memikirkan semuanya. Dan pada akhirnya, saya merasa baju itu benar-benar mendeskripsikan seorang Vania yang begitu menyukai bunga," cerita Vania.
Hal menarik yang nampak dari cerita pernikahan pasangan ini adalah bahwa keduanya sangat mementingkan keterlibatan keluarga dan sahabat terdekat dalalm seluruh tahap perayaan. "Saat Qirab resepsi, kakak sepupu Andra sendirilah yang mengantar kami sampai ke pelaminan. Kebetulan ia adalah seorang penari Jawa jadi Andra sendiri meminta langsung padanya untuk prosesi Cucuk Lampah," Vania bercerita. Di tengah resepsi pun, ibunda Vania serta teman-temannya mempersembahkan sebuah tarian dan mengajak serta para tamu untuk ikut menari bersama! "Setelah resepsi, kami membuat juga acara after party sederhana untuk teman dan sepupu di daerah Senopati di mana sahabat kami menjadi DJ acara tersebut. Kami begitu senang melihat semua tamu bersenang-senang. Their love and energy was surreal," Vania menambahkan.
Dalam merencanakan pernikahan mereka, Vania dan Andra memiliki filosofi tersendiri. Vania berpesan bahwa memang tidak ada acara yang sempurna, karena itu sebaiknya tidak perlu terlalu memikirkan hal-hal yang tidak begitu penting. Kalaupun ada masalah yang terjadi, ia percaya bahwa hal tersebut hanya sementara. "Untungnya, saya dan Andra juga termasuk pasangan yang santai, sehingga kami hanya fokus pada hal-hal yang menempel pada tubuh kami seperti baju dan makeup. Sedangkan, sisanya kami percayakan kepada orang tua dan wedding planner. Intinya pasangan harus selalu kompak!" ungkapnya sembari menutup pembicaraan.
