Ming Lee dan Ewe Jin bertemu pada tahun pertama mereka sekolah kedokteran di tahun 2009. Keduanya dengan cepat menjadi teman, dan pada akhirnya mulai berpacaran setelah menghabiskan banyak waktu bersama. Lamaran yang terjadi beberapa tahun kemudian merupakan lamaran yang sederhana dan berkesan layaknya hubungan mereka berdua.
"Kami sedang berlibur di Sabah, salah satu tempat favorit kami. Ketika kami sedang mengejar matahari terbenam, dia meminta saya untuk datang mendekat, melihat sesuatu yang dia lihat di pantai," kenang Ming Lee. Ternyata, mereka sedang melihat sebuah "sertifikat" yang menyatakan restu dari orang tua Ming Lee, di mana Ewe Jin sudah meminta izin kepada orang tua Ming Lee sebelum melamarnya. "Kemudian, dia pun berlutut dan menanyakan pertanyaan wajib. Dia bahkan mengatur seorang fotografer rahasia untuk mengabadikan semua momen kamin," tambahnya.
Setelah memesan tempat pernikahan, fotografer, dan videografer setahun sebelum hari H, mereka menyisakan yang lainnya sampai dua bulan sebelum hari besar itu tiba. "Keluarga dan teman-teman kami mengatakan bahwa kami terlalu santai!" kenang pengantin wanita yang tengah berbahagia ini. Nyatanya, undangan mereka selesai sebulan sebelum hari H, Ming Lee menemukan gaun pernikahannya dua atau tiga minggu sebelumnya, dan sepatunya dia beli malam sebelum hari pernikahannya tiba. "Syukurlah wedding planner kami, Moments, sangat menakjubkan. Mengetahui tim yang sangat handal membuat kami tenang menjalani semua prosesnya!" kata Ming Lee.
Di tengah kesibukan perencaan berlangsung, pasangan ini berhasil mengadakan sebuah pernikahan dengan detail menawan yang mencerminkan karakter mereka berdua. "Daripada menulis janji nikah kami di secarik kerta, kami membuat sebuah buku buatan tangan yang kami letakkan dalam sebuah 'vow box'. Lalu, kami berjanji untuk membuka kotak tersebut setiap tahu dan memperbaharui janji pernikahan kami dengan menuliskannya di buku tersebut," jelas Ming Lee.
Hal lain yang menarik perhatian kami adalah latar belakang altar mereka yang dibuat secara DIY dengan seribu origami burung bangau. "Kami melipat dan menggantung burung bangau tersebut sendiri, hanya kami berdua, dan wedding planner kami membantu kami merealisasikannya menjadi sebuah struktur membusur," kata sang pengantin yang cantik ini. "Sebagai pasangan last-minute, kami memulai merangkai burung bangau tersebut dua malam sebelum hari besar kami tiba! Punggung kami sakit, kami kurang tidur, dan saya hampir menyerah. Tetapi saya senang saya tidak menyerah, hasilnya persis seperti apa yang saya bayangkan," tambahnya.
Jika Anda hanya memiliki beberapa bulan untuk merencanakan pernikahan Anda, janganlah putus harapan! Ming Lee memiliki beberapa tip berguna untuk Anda, "Pesan vendor yang benar-benar Anda sukai. Dan jika Anda sibuk dengan jadwal Anda, atau memang pemalas seperti kami, cari wedding planner yang tepercaya, mereka dapat memberikan Anda keajaiban!"
