Meskipun tidak banyak digunakan di masa lalu, bunga-bunga liar dan dedaunan kering nyatanya dapat memberikan kesan unik dan berbeda untuk sebuah perayaan tak terlupakan. Akhir-akhir ini, pasangan-pasangan pengantin mulai menggabungkan tatanan semacam ini dan menghasilkan elemen yang begitu memesona pada estetika pernikahan mereka. Begitu juga dengan sang pengantin yang kami fitur hari ini, Angghia pun terinspirasi oleh tren tersebut, oleh karena itu dia meminta sang dekorator dari Kisah Project untuk menerapkan visi pernikahannya.
"Salah satu alasan kami memutuskan untuk memilih tatanan bunga dengan warna yang berani adalah karena rona warna tersebut terlihat sepadan ketika disatukan dengan ruangan etnik kami di Plataran Dharmawangsa," ujar Angghia. Di samping itu, bukankah sang mempelai wanita tampak semakin mencolok ketika membawa karangan bunga? Sebagian besar tatanan menampilkan bunga dengan bentuk unik dan dedaunan eksotis, seperti anthurium, lagurus kuning, dan daun gandum, serta palem kering.
Sementara itu, gaun pengantin Angghia terbuat dari kain tule, chantilly lace, dan organdi. "Ini adalah perwujudan gaya mewah Elie Saab, menyatu dengan karakteristik tradisional Sapto Djojokartiko," jelasnya lebih lanjut. Ia juga sengaja menetapkan dress code untuk para kerabat terkasihnya. Selain menyandingkan gaun pernikahan abu-abu kebiruan dengan rona warna lembut untuk sang keluarga, ia menggunakan skema warna yang lebih gelap untuk teman-temannya. Lihat saja bagaimana dia memilih gaun hijau zamrud untuk para bridesmaids! Apakah Anda juga berani tampil beda seperti Angghia?
Jangan lupa tambahkan detail favorit Anda dari pernikahan Angghia dan Reza di papan inspirasi dan tinggalkan pendapat Anda pada kolom komentar di bawah ini.
