Perayaan Janji Suci di Sebuah Taman dengan Atmosfer Romantic Summer

Menjaga imunitas serta usaha yang lebih dalam merencanakan pernikahan merupakan kunci dari setiap pasangan yang hendak menikah di tahun 2020 ini. Diana dan Sim telah melewati beberapa tantangan sejak keduanya melangsungkan pemotretan prewedding dan merencanakan pernikahan. "Di tengah kondisi pandemi ini, selama mempersiapkan pernikahan, saya sangat stres memikirkan apakah pernikahan ini harus ditunda. Untuk itu kami harus menjaga imun, saya tidak mau acara pernikahan kami menjadi ladang baru penyebaran virus COVID-19," tutur istri dari sutradara film Susi Susanti: Love All ini. Namun, keduanya tetap memutuskan untuk menikah di tahun ini dikarenakan kondisi pandemi seperti ini tidak memiliki kepastian kapan akan berakhir. Adalah perkara yang tidak mudah, Diana dan Sim harus ekstra mempersiapkan protokol kesehatan, seperti memperbanyak area cuci tangan, toilet tambahan, dan hanya menyediakan setengah dari kapasitas meja tamu pernikahan pada umumnya, serta mengharuskan setiap tamu yang hadir melakukan tes kesehatan terlebih dahulu.

Tantangan dalam mempersiapkan pernikahan tidak hanya dirasakan akibat pandemi saja. Diana dan Sim juga memerlukan usaha ekstra dalam mencari venue pernikahan agar sesuai dengan konsep impian mereka. "Awalnya, kami mau menikah di hutan, cuma itu terlalu sulit untuk dilakukan di Jakarta. Setelah beberapa kali kami mengunjungi venue pilihan yang berkonsep taman, akhirnya kami menemukan satu venue yang benar-benar membuat kami jatuh cinta sejak pertama kali mengunjunginya," ungkap Diana yang memiliki pernikahan impian dengan konsep intimate dan outdoor. "Kami menemukan venue yang sesuai berkat teman kami, Asmara Abigail, yang menawarkan tempat miliknya, dan ternyata pernikahan kami adalah pernikahan pertama yang diselenggarakan di sana."

Suasana pernikahan begitu intim dan syahdu, dikelilingi oleh pepohonan asri, serta dekorasi berwarna lembut, seperti biru muda, soft pink, dan coral yang menghiasi meja para tamu yang dipercantik dengan tatanan bunga-bunga dan sentuhan segar buah-buahan. "Saya mempersiapkan sendiri moodboard untuk dekorasi pernikahan ini. Kami menginginkan pernikahan a la budaya barat, seperti di taman belakang rumah dengan warna-warna yang tidak hanya hijau dan putih karena venue-nya sudah cukup hijau. Saya juga sangat menyukai aksen touch of fruits yang dikombinasikan dengan bunga-bunga untuk dekorasi meja agar terlihat lebih segar," jelas Diana. Pernikahan yang dilangsungkan dengan konsep new normal ini dikemas secara santai, tidak terpaku pada susunan acara, dan hanya dihadiri oleh keluarga serta kerabat terdekat. "Sebenarnya kami memiliki teman-teman yang banyak, tetapi karena kondisi seperti ini, kami harus memilih siapa saja yang hadir langsung ke pernikahan dan siapa yang hanya dapat menyaksikan pernikahan kami lewat aplikasi Zoom," tutur sang mempelai perempuan.

Selain dekorasi cantik yang menghiasi taman pernikahan dua sejoli ini, sang mempelai perempuan juga tampil anggun dan manis dengan balutan gaun pengantin rancangannya sendiri. Mengenakan gaun yang berbeda untuk pemberkatan dan resepsi pernikahan, Diana memberikan keunikan tersendiri di setiap gaunnya. "Untuk pemberkatan, saya membuat gaun putih berpotongan sederhana dengan lebih menonjolkan veil yang dibuat panjang, dilengkapi dengan detail bunga-bunga besar. Sementara untuk resepsi, saya memilih warna lilac dan didesain dengan bentuk celana agar lebih santai dan memudahkan saya untuk bergerak," ujar Diana yang berprofesi sebagai wedding designer ini.