Persiapan pernikahan tidak hanya tentang bagaimana memilih vendor-vendor yang tepat, namun ada bagian yang kerap dilewatkan oleh para calon pengantin, yaitu premarital checkup atau pemeriksaan kesehatan pranikah. Sayangnya, belum banyak calon pengantin yang sadar akan pentingnya prosedur ini. Padahal, untuk mewujudkan sebuah keluarga yang sehat di masa depan, Anda dan pasangan perlu untuk mengetahui bagaimana riwayat kesehatan masing-masing.
Photography: iStock
Manfaat & tahap premarital checkup
Dr. Thomas Chayadi, Sp.OG, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Barat serta anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menuturkan bahwa
premarital checkup merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan yang penting dilakukan oleh pasangan sebelum menikah. Menurut dr. Thomas, tujuan dari premarital test ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui adanya masalah kesehatan pada pasangan.
2. Mengidentifikasi infeksi menular seksual seperti Hepatitis B/C dan HIV.
3. Mendeteksi adanya penyakit genetik atau bawaan yang dapat diturunkan, seperti thalasemia dan hemophilia.
Premarital checkup memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan rumah tangga Anda dan pasangan setelah menikah. Contohnya, apabila terdapat indikasi adanya infeksi menular, maka hal tersebut dapat dicegah sedini mungkin agar tidak ada yang dapat menulari pasangannya. Sedangkan jika terdapat indikasi kelainan genetik, maka Anda dan pasangan dapat memiliki persiapan yang lebih dalam merencanakan si buah hati di masa depan sekaligus mengambil langkah yang terbaik.
Rangkaian tes yang akan dilakukan dalam premarital testmeliputi :
1. Tes pemeriksaan fisik.
2. Tes laboratorium (seperti golongan darah).
3. Tes kelainan darah (seperti thalasemia).
4. Tes Infeksi menular seksual (Hepatitis B/C dan HIV).
5. Tes penyakit genetik atau riwayat penyakit pada pasangan.
Tidak ada ketentuan khusus mengenai kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan serangkaian tes ini. Namun, sebaiknya Anda dan pasangan dapat melakukannya antara enam hingga tiga bulan sebelum pernikahan. Bila terdapat hasil yang kurang baik, dr. Thomas menyarankan agar para pasangan dapat segera berkonsultasi dengan dokter terkait guna mendapatkan penanganan terbaik. Sebagai alternatif, Anda dan pasangan juga dapat melakukan premarital checkup setelah menikah atau saat ingin merencanakan untuk memiliki buah hati.
Vaksin yang disarankan sebelum menikah
Dalam Bridestory Instagram Live, dr. Erik Jaka Triyadi Aloewie, Sp.OG, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Live Chat KlikDokter yang saat ini berpraktik di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, juga berpendapat bahwa waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan pranikah adalah enam sampai tiga bulan sebelum pernikahan. Hal ini dilakukan agar calon pengantin dapat memperbaiki keadaan fisiknya terlebih dahulu sebelum mempersiapkan momen bahagianya. Sebagai langkah pertama, calon pengantin dapat mengunjungi dokter umum untuk melakukan medical checkup seperti biasa. Bila terdapat indikasi riwayat penyakit, seperti diabetes, thalasemia, tekanan darah, ataupun rhesus, segera kunjungi dokter spesialis penyakit dalam untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Perlu diketahui, thalasemia merupakan kelainan genetik dari dalam darah di mana bisa membahayakan bagi kesehatan ibu dan janin.
Untuk perempuan yang memiliki riwayat haid tidak teratur, sakit berlebihan, hingga sering keputihan, dr. Erik menyarankan untuk segera menuju dokter kandungan agar dapat diobati. Sedangkan untuk pria, opsi pemeriksaan tes sperma dapat dipilih untuk mengetahui seperti apa kondisi kesehatan sperma yang dimiliki.
Ada lima vaksin yang dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah:
1. Vaksin HPV (pencegahan kanker serviks dari hubungan intim).
2. Vaksin hepatitis B (pencegahan penyakit menular dari aktivitas seksual).
3. Vaksin MMR (pencegahan campak, gondongan, dan rubella).
4. Vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) dan vaksin TT (tetanus toksoid).
5. Vaksin cacar (varisella).
Vaksin HPV lebih disarankan karena transmisinya terjadi melalui hubungan seksual. 97% virus HPV ditularkan kepada perempuan dan bisa menyebabkan kanker serviks. Bahkan setelah menikah, pap smear wajib dilakukan guna mencegah adanya penularan penyakit serius. Selain vaksin HPV, calon pengantin juga harus melakukan vaksin hepatitis B yang dapat ditularkan melalui darah dan aktivitas seksual. Untuk pasangan suami-istri yang ingin mengadakan program hamil, sebaiknya lakukan pemeriksaan kepada dokter kandungan terlebih dahulu, terhitung sejak dua sampai tiga bulan sebelum merencanakan kehamilan. Hal ini dilakukan agar program kehamian dapat berjalan dengan efektif.
Perhatikan selalu kondisi kesehatan dalam organ reproduksi untuk menjaga kesuburan. Menurut dr. Erik, perempuan yang memiliki berat badan ideal kemungkinan besar akan lebih mudah memiliki keturunan. Mereka yang menerapkan gaya hidup sehat juga tidak akan rentan terkena penyakit serius.
Bagi calon pengantin yang masih ragu untuk melakukan premarital checkup, dr. Erik memberikan beberapa petuah berarti. “Wajib diperiksa dan jangan takut. Ingatlah bahwa tujuannya adalah sama-sama mengobati pasangan. Lebih dini kita mengetahui, lebih mudah kita menangani kasus-kasus yang ada," tutupnya.
Ketahui informasi lebih lengkap tentang pemeriksaan kesehatan pranikah di video ini.