Ada pengantin baru yang tidak menunda kehadiran anak setelah menikah, ada juga yang tidak terburu-buru. Apa pun pilihan Anda, setiap pasangan baru tentunya akan merasa antusias sekaligus canggung ketika menanti anak pertama. Berikut beberapa hal yang pengantin baru harus ketahui ketika mempersiapkan anak pertama.
Persiapan Mental
- Pastikan keinginan untuk memiliki anak datang dari Anda sendiri dan pasangan. Menurut Christina Holmes, Senior Editor dari Parentstory sekaligus ibu dari seorang balita, hal tersebut sangatlah penting dalam membentuk kesiapan mental calon orang tua. "Jangan sampai tuntutan lingkungan atau keluarga menjadi motivasi Anda untuk mengandung karena hal itu sama sekali bukan tolak ukur kesiapan Anda," ujarnya. Anda dan pasangan juga harus sepakat dengan rencana dan cara mengasuh anak, sekaligus bersedia bekerja sama dan kompak dalam membesarkannya nanti.
- Memiliki pondasi hubungan suami-istri yang kuat adalah salah satu modal untuk menyiapkan mental menjadi orang tua. "Dibutuhkan orang tua yang bahagia untuk membesarkan anak yang bahagia," kata Dr. Ian Kerner, seorang psikoterapis dan konsultan seks. Akan ada banyak hal dan tantangan baru yang muncul ketika seorang anak hadir. Oleh karena itu, hubungan suami-istri yang saling mendukung harus ada sejak awal sehingga bisa tetap saling menguatkan ketika sama-sama menjalankan pengasuhan anak.
Persiapan Finansial
Persiapan ini meliputi biaya-biaya yang harus dialokasikan dari sebelum Anda mengandung hingga anak Anda lahir. Sebelum membuat perencanaan anggaran, sebaiknya Anda dan pasangan sudah melakukan tes kesehatan, bahkan sebelum menikah, untuk mengetahui lebih awal kondisi tubuh dan kelainan genetik (jika ada) yang bisa beresiko menurun kepada anak. Hal ini dimaksudkan agar bisa merencanakan tindakan preventif dan menghitung biaya yang dibutuhkan.
Secara garis besar, pesiapan finansial dibagi ke dalam tiga tahap:
- Sebelum lahir/ketika mengandung
Konsultasi dengan dokter dan USG adalah hal yang akan rutin Anda lakukan sampai bayi lahir. Biaya ini bisa menghabiskan dana Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000 tiap bulannya.
- Bersalin/melahirkan
Ada baiknya Anda mempersiapkan diri untuk dua kemungkinan melahirkan secara normal maupun operasi caesar. Kisaran biaya bersalin di rumah sakit swasta untuk kamar VIP adalah mulai dari Rp 15 juta untuk persalinan normal dan Rp 30 juta untuk persalinan caesar.
- Setelah melahirkan
Biaya imunisasi dan konsultasi dokter (jika sakit) yang perlu Anda keluarkan untuk anak Anda adalah Rp 700.000 - Rp 1.500.000 setiap bulan sampai anak berusia dua tahun.
Christina mengakui jika dirinya sudah mulai menyisihkan anggaran ketika mengetahui dirinya mengandung. Anggaran yang disiapkan dari awal adalah dana untuk kebutuhan hamil hingga persalinan. Setelah itu, ia dan suami mulai membuat penghitungan untuk kebutuhan harian bayi.
Persiapan Kebutuhan Lainnya
- Tabungan dan asuransi
Selain menyiapkan anggaran untuk menyambut anak pertama, Anda dan pasangan juga harus mempersiapkan tabungan untuk masa depannya. Selain tabungan di bank untuk kebutuhannya sehari-hari, sebaiknya Anda juga mempertimbangkan penyimpanan jangka panjang, seperti deposito. Jangan lupa untuk mendaftarkan asuransi untuk Anda sendiri ketika mengandung, serta untuk anak Anda sejak lahir.
- Pola pengasuhan di rumah
Apakah Anda atau pasangan akan menjadi salah satu orang tua yang menetap di rumah? Atau, apakah pengasuhan anak akan diserahkan kepada orang tua Anda atau seorang pengasuh? Hal ini sudah harus dipikirkan dari sejak Anda mengandung serta keuntungan dan resikonya.
- Kebutuhan anak sehari-hari
Dari mulai pakaian, popok, peralatan kebersihan, hingga mainan, semua tambahan kebutuhan tersebut tentu tidak bisa dihindari. Christina menyarankan kepada calon orang tua untuk membuat wish list akan perlengkapan bayi. Jadi, ketika teman atau sanak saudara ingin memberikan hadiah, mereka bisa mengacu pada daftar tersebut. Pengeluaran Anda pun jadi lebih ringan.
Tahukah Anda jika 24% ibu dan 20% ayah menderita gejala-gejala depresi ringan selama sembilan bulan setelah bayi dilahirkan? Penelitian dari Journal of Child Psychology and Psychiatry ini juga mengungkapkan kemungkinan gejala depresi pasca-kelahiran (postpartum depression), seperti perasaan sedih, kelelahan, libido turun, menangis tanpa sebab, perasaan gelisah dan sensitif, serta perubahan pola tidur dan napsu makan. Oleh karena itu, persiapan untuk memiliki keturunan bukanlah sebuah mitos karena tugas menjadi orang tua tidaklah ringan. Namun, jika pondasi pernikahan Anda kuat, memiliki anak bisa memperkuat hubungan Anda. Menurut Hilda Hutcherson, seorang profesor di Columbia University College of Physicians and Surgeons dan penulis buku Sex and the Baby Years, Anda dan pasangan harus terus belajar untuk terus saling mencintai satu sama lain, bahkan setelah resmi menjadi orang tua.