"Sebenarnya, pasangan Jayendra dan Brahmantari merupakan relasi dari klien saya yang sebelumnya," cerita Gung Angga ketika ditanya tentang pertemuan pertamanya dengan sang pasangan. Keduanya rupanya sangat memperhatikan betul cara Gung Angga memotret dan telah menyukai hasil karya sang fotografer sejak ia mengabadikan momen pre-wedding kakak kandung dari Brahmantari. "Mereka pasangan yang sangat ekspresif dan eksperimental, yang kebetulan sejalan dengan personal style saya," Gung Angga menambahkan.
Selain konsep kontemporer untuk pre-wedding tradisional Bali, hanya ada satu syarat lain yang diberikan sang pasangan pada fotografer, "Please make it different, Bli." Sang mempelai wanita yang juga adalah cucu dari Suteja Neka pemilik Neka Museum Ubud dan menawarkan untuk melakukan pemotretan di museum. "Saya diizinkan untuk memotret mereka di seluruh area museum. Namun mengatur pencahayaannya membutuhkan keahlian khusus. But I am happy everything goes well at the end," Gung Angga berkata.
Tak hanya dari sisi lokasi, rupanya sang pasangan pun membuat impresi tersendiri bagi Gung Angga. "Mereka adalah orang-orang yang sangat menghargai karya saya, easy going dan tanpa beban. Karena itulah, proyek ini jadi berbeda karena pasangan sangat bebas berekspresi, saya pun bebas mengatur gaya dan memanfaatkan lokasi secara eksperimental tanpa menghilangkan kesan Bali di dalamnya," ujarnya. Kepercayaan pasangan pada fotografer diyakini Gung Angga sebagai faktor penting dari koneksi positif dan hasil karya yang autentik dan jujur. "Because a story behind every project and proper credit to all that is involved will impact the artwork more than we expected," ia menambahkan.