Jika ada satu kata yang tepat untuk menggambarkan Vania dan Andra, itu adalah effortless. "Kami tadinya tidak mau repot melakukan sesi foto pre-wedding, namun di detik-detik terakhir kami memutuskan untuk melakukannya sebagai kenang-kenangan. Untungnya, saya dan Andra sama-sama simpel, tidak banyak mau, dan kompak dalam setiap pemilihan opsi" ujar Vania. Dengan hanya 3 hari untuk mempersiapkan pemotretan, pasangan ini akhirnya memutuskan untuk menghormati leluhur mereka dengan mengenakan busana tradisional Solo dan Minang. "Ibu saya sangat ingin Andra dan saya berfoto dengan baju yang ia kenakan saat menikah dulu," Vania menambahkan.
Pasangan ini pun tidak mencari lokasi pemotretan yang jauh, dan akhirnya melakukannya dengan makna yang lebih personal, yaitu di rumah Bude dari Andra. Dengan David Christover di balik kamera, hasil akhir foto begitu artistik dan timeless, seperti keinginan sang pasangan. "Mas David benar-benar dapat membuat Andra dan saya merasa nyaman. Rasanya seperti difoto oleh seorang teman," Vania bercerita. Ia kemudian menambahkan, "Senang sekali banyak yang memuji foto pre-wedding kami, Walaupun persiapannya singkat, David membuat hasil akhirnya terlihat cantik."
Mungkin satu-satunya hal yang tidak effortless tentang pasangan ini adalah hubungan mereka berdua. Selama 2 tahun berpacaran, Andra terus mencoba meyakinkan Vania yang tidak ingin menikah dalam waktu dekat, untuk akhirnya menerima lamarannya. Di tengah sebuah perjalanan ke Jepang untuk menonton konser, Andra melamar Vania di Universal Studios, tepat di depan Hogwarts Castle. Disneyland mungkin pilihan yang lebih populer, namun karena Vania adalah penyuka Harry Potter, Andra merasa tempat itu lebih sempurna. "Saat itu gerimis dan semua orang melihat kami. Jujur, saya sangat malu. Namun caranya begitu romantis, and he picked the perfect spot!"
Bagaimana pendapat Anda tentang pemotretan ini? Ceritakan pada kolom komentar di bawah dan jangan lupa untuk menambahkan foto-foto favorit Anda ke inspiration board!
