Paula dan Ponti sebenarnya sudah saling kenal sejak mereka duduk di bangku SMA. Tak disangka, ketika lulus mereka ternyata kuliah di universitas yang sama, fakultas yang sama, hingga akhirnya satu kelompok. Dari kerja kelompok inilah keduanya mulai tertarik pada satu sama lain. "Kami bukan tipe pasangan romantis, tapi lebih seperti sahabat. Karakter Ponti yang paling aku sukai, yang sampai membuat aku yakin bahwa ia yang tepat menjadi suamiku kelak, adalah sifatnya yang sangat bertanggung jawab dan sayang dengan keluarga," ucap Paula.
Setelah keluarga dari kedua belah pihak sudah menyetujui, Paula dan Ponti segera mencari vendor serta memikirkan konsep, terutama untuk album prewedding mereka. Salah satu hal yang mereka inginkan adalah pemotretan preweddingyang berlokasi di Yogyakarta karena Ponti berasal dari kota tersebut. "Hanya lokasi saja yang sudah direncanakan. Untuk konsepnya sendiri, kami belum tahu. Sampai akhirnya kami bertemu dengan Kalla yang membantu kami menjahit konsepnya," cerita Paula. Ia menjelaskan bahwa Kalla memberi kuesioner yang harus ia dan Ponti isi secara detail, mulai dari warna-warna yang mereka sukai, gaya fashion yang kerap dipakai, hingga beberapa referensi konsep yang mereka inginkan. Setelah memberikan jawaban terhadap kuesioner tersebut, Kalla membuat presentasi mengenai proposal konsep sesi pemotretan prewedding untuk pasangan tersebut."Ternyata sangat cocok dengan apa yang kami inginkan!" seru Paula dengan senang.
Kedua calon mempelai tersebut menjalankan sesi pemotretan selama dua hari. Pada hari pertama, mereka berkelana ke gumuk pasir untuk konsep prewedding yang lebih kasual. Paula tampak mengenakan gaun simpel berwarna biru muda, senada dengan kemeja santai yang dikenakan Ponti. Keduanya berpose lebih santai dan ceria di sesi ini. Kemudian, mereka melanjutkan pemotretan ke Pantai Parangtritis untuk konsep prewedding yang lebih romantis. Di tengah-tengah sesi pemotretan di tepi pantai tersebut, langit menggelap dan rintik-rintik hujan mulai turun. "Untungnya, tim dari Kalla tetap menyemangati kita dan mood kami langsung naik. Hasil foto-fotonya pun berkesan lebih intimate karena gerimis tersebut," kata Paula.
Keesokan harinya, pasangan ini mengunjungi Taman Sari yang merupakan salah satu atraksi turis populer di Yogyakarta. Tema untuk sesi prewedding hari itu adalah tradisional Jawa klasik. Paula dan Ponti berpose di beberapa lokasi indah di taman yang bersejarah itu dengan mengenakan pakaian tradisional Jawa bernuansa hitam dan merah. "Seketika kami menjadi perhatian banyak orang, hingga banyak turis asing yang ingin berfoto bersama kami," kenang Paula sambil tertawa. Pada senja hari, keduanya berganti busana dengan pakaian yang tetap tradisional dengan sentuhan modern agar terkesan lebih santai.
"Pilihan baju kami dipilih oleh ibu dari Ponti yang suka sekali dengan batik. Ia juga membelikan hiasan payung kuno sebagai pelengkap look kami dari Pasar Bringharjo," jelas Paula. Sang calon mempelai perempuan tampak manglingi dalam balutan kebaya modern model kutu baru berwarna putih dan rok kain batik biru muda. Ponti pun terlihat gagah dengan mengenakan atasan jas berwarna beige lengkap dengan dasi kupu-kupu hitam dan bawahan batik yang sama. Keduanya menelusuri bangunan-bangunan vintage di daerah Kota Gede. "Kami berjalan-jalan sambil mengobrol, jadi banyak sekali foto kami yang natural dan pose-posenya mengalir begitu saja," cerita Paula. Fotografer bertalenta dari Kalla juga memanfaatkan cahaya sore hangat yang memberikan foto-foto pasangan bahagia ini terkesan lebih romantis dan bersahaja.