Perancang busana kenamaan Indonesia, Yogie Pratama mempersembahkan debut parade busana tunggalnya, pada tanggal 15 Juni 2023 lalu. Mengusung tajuk "Minuit", peragaan busana yang merilis 36 rancangan (30 evening gown dan 6 wedding gown) ini diselenggarakan di Ballroom - The Langham Jakarta. Gemerlap anggun yang dipancarkan oleh koleksi teranyar dari lulusan ESMOD Jakarta dan Ecole de la Chambre Syndicale de la Couture Parisienne ini merupakan manifestasi dari rasa cintanya terhadap indahnya cahaya bintang yang menyinari malam. Hal ini terbukti dari kepiawaian Yogie Pratama dalam menerapkan teknik savoir-faire saat menyematkan tatanan beads, fringe, hingga korsase pada gaun-gaun tersebut. Alhasil, citra prestise dari setiap gaun yang diperagakan malam itu berhasil menangkap atensi para penonton.
Keelokan setiap koleksi yang diperagakan oleh para model, kian bertambah sempurna dengan kehadiran pleats atau teknik lipatan rumit yang dikerjakan dengan begitu halus dan rapi. Tak hanya mengunggulkan keelokan semata, pada koleksinya kali ini, Yogie Pratama ingin melahirkan pengalaman yang lebih dalam lagi. Hal ini rupanya Ia tuangkan dalam salah satu permainan pleats yang dirangkai menyerupai bunga mawar hingga menghasilkan tekstur yang indah pada gaun. Kehadiran tekstur ini dinilai mampu membangkitkan indera hingga imajinasi sang penikmat fashion.
Upaya untuk melahirkan pengalaman yang lebih dalam kian diperkuat dengan pernyataan dari Yogie yang mengatakan, "Saya juga suka membuat gaun dari material yang bisa menghasilkan suara, dimana bahan dari gaun tersebut bisa menghasilkan suara indah ketika bergoyang, bersentuhan atau beradu di lantai. Koleksi ini bukan saja untuk memanjakan mata, namun juga untuk mengaktivasi indera lain seperti telinga para pemakainya".
Kreativitas tanpa batas seorang Yogie Pratama terpancarkan pula dari gaun-gaun yang tercipta secara arsitektural yang kemudian mampu menciptakan siluet ramping hingga membuat postur lebih tinggi bagi sang pemakai gaun. Susana magis yang lahir pada malam peragaan busana tersebut tak luput dari bantuan tatanan panggung yang bernuansakan sand nude yang berhasil mempertegas peran para gaun sebagai gemintang yang turun melangkah secara elegan.