Masyarakat Jawa termasuk salah satu etnis yang masih memegang teguh akan tradisi. Salah satu kepercayaan yang hingga kini masih diyakini oleh sebagian besar orang berketurunan Jawa adalah larangan menikah melangkahi kakak kandung. Mitos ini muncul dari kepercayaan bahwa jika seorang adik menikah terlebih dahulu sebelum sang kakak, maka kakak tersebut akan mengalami kesulitan dalam menemukan pasangan hidup. Lebih jauh lagi, adik yang menikah lebih dulu juga dianggap tidak sopan dan kurang menghormati kakaknya, sehingga bisa mengalami ketidakharmonisan dalam rumah tangga di masa depan. Sebagai bagian dari bentuk penghormatan terhadap kakak, prosesi langkahan pun dilakukan. Tradisi ini menjadi simbol doa dan harapan agar kakak yang belum menikah segera dipertemukan dengan jodohnya, serta agar pernikahan sang adik berlangsung lancar tanpa hambatan.
Apa itu Tradisi Langkahan?
Prosesi langkahan atau nglangkahi dalam budaya Jawa adalah bentuk permohonan izin yang dilakukan oleh adik kepada kakaknya untuk melangsungkan pernikahan terlebih dahulu. Melalui prosesi ini, sang adik akan memohon restu dan doa dari kakaknya, serta menunjukkan penghormatan dengan memberikan sejumlah hadiah atau seserahan sebagai tanda terima kasih atas izin yang telah diberikan. Hadiah ini bisa berupa barang yang disukai oleh sang kakak, seperti pakaian, tas, uang tunai, atau bahkan peralatan rias favoritnya. Meski demikian, permintaan tersebut tidak boleh memberatkan pihak adik yang akan menikah. Barang-barang yang diberikan oleh adik kepada sang kakak ini dikenal dengan istilah 'pelangkah'.
Harapan besar yang terkandung dalam tradisi langkahan, yaitu agar sang kakak bisa lekas mendapatkan jodoh terbaiknya, serta pernikahan adik bisa berjalan lancar. Dengan demikian, tradisi langkahan juga berfungsi sebagai bentuk doa yang tulus dari keluarga untuk kebahagiaan dan kelancaran adik, serta keberkahan untuk kakak yang belum menikah. Apabila ada seseorang yang melanggar tradisi langkahan tersebut, masyarakat Jawa percaya bahwa hubungan rumah tangga yang akan dibangun oleh sang adik tidak akan berjalan harmonis. Upacara langkahan umumnya dilaksanakan sebelum akad nikah dengan dipandu oleh dukun manten (perias), serta dihadiri pula oleh orang tua mempelai dan kerabat dekat.
Akreditasi: Via Instagram Adinia Wirasti
Elemen-elemen dalam Upacara Langkahan
Prosesi langkahan terdiri dari berbagai elemen simbolik yang memiliki makna mendalam. Beberapa elemen penting dalam upacara ini antara lain:
- Pemberian Seserahan atau Hadiah: Adik yang hendak menikah memberikan seserahan kepada kakak sebagai tanda penghormatan. Hadiah ini bisa berupa barang yang diinginkan oleh sang kakak, yang menandakan pengakuan dan permohonan restu.
- Permohonan Maaf dan Doa Restu: Kemudian adik yang akan menikah memohon maaf kepada kakak atas segala kesalahan yang pernah dilakukan, serta meminta izin untuk menikah lebih dahulu. Kakak pun memberikan restu agar adik dapat melaksanakan pernikahan tanpa hambatan, serta mendoakan kelancaran bagi pernikahan tersebut.
- Doa dan Harapan untuk Sang Kakak: Setelah permohonan maaf, keluarga besar biasanya bersama-sama mendoakan kakak yang belum menikah. Doa ini berisi harapan agar kakak segera menemukan pasangan hidup yang tepat dan melangsungkan pernikahan dengan lancar.
Perlengkapan dalam Upacara Langkahan
Adapun ubarampe atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam upacara langkahan, meliputi:
- Tumpeng Golong: Sebuah tumpeng kecil yang terbuat dari nasi putih. Warna putih pada nasi tumpeng ini melambangkan kesucian hati dan niat yang baik.
- Ayam Ingkung Bakar: Ingkung, yang berarti "linangkung" atau lebih, dimaksudkan agar orang yang melaksanakan ritual ini menjadi lebih dihormati. Ayam ingkung yang dibakar juga melambangkan pembakaran untuk kesalahan-kesalahan masa lalu.
- Semangkuk Air dengan Bunga Telon: Air dengan bunga mawar merah, mawar putih, dan kenanga digunakan sebagai simbol kesejukan dan harapan agar nama baik keluarga selalu harum.
- Tongkat dari Tebu Wulung: Tebu ini memiliki makna kemantapan hati, yang kemudian digunakan sebagai tongkat dalam prosesi. Hal ini mengingatkan bahwa setiap langkah hidup harus memiliki pegangan dan tujuan yang jelas.
- Benang Lawe: Digunakan sebagai simbol ikatan yang kuat dalam hubungan kakak beradik yang dipenuhi kasih sayang dan rasa saling mendukung.
- Pelangkah: Seserahan yang akan diberikan sesuai permintaan sang kakak. Adik akan memberikan pelangkah berupa barang-barang yang disukai kakaknya, seperti uang tunai, pakaian, tas, ataupun peralatan rias.
Tata Cara Prosesi Langkahan
Akreditasi: Via Instagram Ayushita
Berikut adalah tata cara prosesi langkahan yang umumnya dilakukan sebelum akad nikah:
- Kakak pengantin duduk di kursi yang telah disediakan dengan diapit oleh kedua orang tua. Calon pengantin kemudian duduk bersimpuh menghadap kakaknya sembari mengucapkan salam.
- Calon pengantin melakukan sungkeman sambil menyampaikan permohonan maaf kepada kakaknya atas segala kesalahan selama ini, juga memohon izin serta doa restu untuk menikah lebih dahulu.
- Setelah kakak memberikan izin dan doa restu untuk dilangkahi, calon pengantin akan mengucapkan rasa terima kasih, serta mendoakan agar sang kakak segera dipertemukan dengan jodohnya.
- Kakak dan adik kemudian memutari ubarampe dengan menggunakan tongkat tebu wulung. Ini diartikan sebagai simbol pengingat kepada adik yang akan menikah bahwa dalam kehidupan rumah tangga pasti akan penuh dengan tantangan dan tak bisa berjalan mulus.
- Sang kakak kemudian duduk di kursi semula. Calon pengantin lalu menyerahkan pelangkah sesuai permintaan kakak yang menjadi simbol kesediaannya untuk membimbing adik dalam kehidupan rumah tangga.
- Adik memberikan ayam ingkung dan tumpeng, kemudian menyuapkannya kepada kakak sebagai bentuk penghormatan dan untuk menyenangkan hati sang kakak.
- Kakak memutuskan benang lawe yang dibentangkan, menandakan bahwa ia sudah memberi izin untuk dilangkahi.
- Sang kakak kemudian menuntun kedua mempelai berjalan menuju menuju tempat akad nikah sebagai tanda kasih sayang dan dukungan dalam pernikahan adiknya.
Meski larangan soal menikah mendahului kakak kini dianggap sebagai mitos belaka, namun prosesi langkahan masih kerap dilakukan sebagai cerminan nilai-nilai kekeluargaan yang sangat kuat dalam ruang lingkup masyarakat Jawa. Tradisi ini bisa menjadi bentuk penghormatan terhadap kakak dan kedua orang tua, juga sekaligus menjaga agar hubungan antar anggota keluarga tetap berlangsung harmonis.