Tambahkan ke Board
Setelah mengucapkan janji pernikahan, maka perjuangan membentuk rumah tangga yang berkah dan bahagia pun dimulai. Ini adalah perjuangan yang tidak pernah berhenti karena idealnya rumah tangga yang bahagia senantiasa membuat Anda dan pasangan sama-sama bertumbuh. Meski menikah didasari dengan perasaan cinta bukan berarti perjalanan membangun kepercayaan dan kenyamanan dalam pernikahan akan berjalan mulus.
Tantangan dimulai ketika honeymoon phase berlalu, perbedaan latar belakang dan karakter sering kali membuat cerita pernikahan di tahun pertama penuh dengan friksi. Karena di tahun pertama inilah Anda dan pasangan akan saling memahami karakter untuk membentuk koneksi. Agar proses adaptasi ini berjalan dengan penuh cinta, Bridestory kumpulkan 5 tips esensial bertahan di tahun pertama pernikahan:
- Ingatlah kalau masa transisi butuh waktu penyesuaian.
Jangan terlalu memaksakan diri untuk langsung masuk ke dalam periode ideal, karena setiap proses transisi butuh waktu. Meski mungkin Anda dan pasangan menjalani masa pacaran yang lama, tidak otomatis membuat masa transisi ke kehidupan pernikahan jadi lebih mudah. Dari tinggal sendiri-sendiri kemudian jadi tinggal bersama, butuh banyak hal yang harus disesuaikan.
Tips esensial: Buat kebiasaan baru, malam hari tanpa gadget.
Masa transisi sebenarnya adalah momen saling belajar kebiasaan dan pola pikir. Agar proses "belajar" bisa berjalan lancar, kuncinya adalah menciptakan komunikasi yang berkualitas. Cobalah untuk membuat kebiasaan malam hari tanpa gadget. Misalnya 30 menit sampai satu jam, Anda dan pasangan saling bercerita dan mendengarkan. Ini akan membangun koneksi yang matang karena Anda dan pasangan saling fokus terhadap keberadaan satu dengan yang lainnya.
- Urusan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama.
Persepsi yang sering muncul ketika memasuki kehidupan pernikahan adalah urusan rumah tangga adalah bagian istri. Alhasil istri yang bekerja merasa kelelahan karena sampai di rumah masih harus mengurus setumpuk pekerjaan rumah tangga. Ini adalah salah satu sumber pertengkaran di tahun pertama pernikahan. Padahal menciptakan kondisi rumah yang bersih dan nyaman adalah tanggung jawab penghuni rumah, termasuk suami.
Tips esensial: Sepakati bersama tentang pembagian tugas rumah tangga.
Karena urusan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama maka sepakatilah tentang pembagian tugas. Misalkan pasangan lebih menyukai cuci piring, maka biarkan ini menjadi tanggung jawabnya dan Anda pekerjaan rumah tangga yang lain menjadi tanggung jawab Anda. Bagaimana kalau ternyata susah menemukan kesepakatan atas pembagian tugas rumah tangga? Break down tugas-tugas rumah tangga lalu tentukan siapa mengerjakan apa. Ingat, goal-nya adalah semua pekerjaan rumah tangga itu bertujuan untuk membuat rumah bersih sehingga Anda dan pasangan bisa nyaman tinggal di dalamnya.
- Tidak salah untuk memiliki me time setelah menikah.
Memang benar di tahun pertama pernikahan adalah masa transisi tapi bukan berarti Anda dan pasangan tidak bisa punya me time. Jika masa transisi hanya fokus pada menghabiskan waktu bersama agar segera klik tanpa memikirkan kebutuhan pribadi, maka ini berpotensi menciptakan perasaan terasing. Karena itu memiliki me time adalah salah satu cara untuk bertahan di tahun pertama pernikahan. Anda tetap perlu membahagiakan diri sendiri agar bisa membahagiakan pasangan.
Tips esensial: Sepakati me time masing-masing.
Jika pasangan merasa me time-nya adalah menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya, maka biarkan dia menikmati momen itu. Sama juga ketika Anda mengisi me time dengan melakukan hobi sendiri, maka minta pengertian pasangan untuk tidak mengganggu Anda. Percayalah dengan memberikan waktu kepada pasangan untuk me time justru akan melatih kepercayaan dalam rumah tangga, dan ini akan menguatkan ikatan pernikahan.
- Latihlah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
Komunikasi adalah kunci utama dari pernikahan yang bahagia. Tapi komunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan, melainkan bagaimana secara efektif bisa membuat lawan bicara kita memahami isi pesan dan juga bereaksi positif atas pesan tersebut. Dalam pernikahan komunikasi yang efektif akan membuat Anda dan pasangan selalu mampu untuk menemukan solusi dari setiap konflik yang ada.
Tips esensial: Jangan ragu meminta bantuan profesional jika memang diperlukan untuk memahami gaya komunikasi pasangan.
Di tahun pertama pernikahan langsung bertemu konselor? Jangan langsung merasa kecil hati, jika memang diperlukan bantuan profesional maka lakukan. Karena tidak semua orang bisa berkomunikasi dengan baik. Dengan berkonsultasi, Anda dan pasangan bisa belajar tentang love language masing-masing, bicara terbuka, dan menyelesaikan masalah tanpa saling menyalahkan melainkan fokus pada solusi.
- Kenali kebiasaan dan pola komunikasi keluarga besar dari pasangan.
Di tahun pertama pernikahan, urusan dengan keluarga besar khususnya orang tua dari pasangan juga sering kali menimbulkan konflik rumah tangga. Karena setiap keluarga punya kebiasaan dan gaya komunikasi masing-masing, maka Anda dan pasangan juga harus belajar untuk memahami dinamikanya.
Tips esensial: Jangan defensif ketika menyangkut orang tua.
Sangatlah wajar ketika pasangan mengeluh tentang keluarga besar kita, terutama orang tua, pasti kita menjadi defensif. Cobalah untuk menahan diri, ingatkan pasangan kalau masa transisi juga dihadapi oleh keluarga besar. Jadi di masa transisi ini mari sama-sama menahan diri dan belajar tentang karakter keluarga besar dari pasangan. Sampaikan keluhan kepada pasangan tentang keluarganya dengan respek, sehingga pasangan bisa merespon dengan objektif.
