Photography: Andy Kho
Onde-onde merupakan hidangan khas tradisional Tiongkok yang diketahui telah eksis sejak zaman dinasti Tang dan sering dikonsumsi dalam berbagai acara, termasuk pernikahan. Makanan berbentuk bola-bola wijen ini dikenal dengan nama jiānduī dalam bahasa kanton, yang sekaligus menjadi kue resmi daerah Xi'an, salah satu kota perdagangan penting di negeri China. Onde-onde terbuat dari tepung ketan yang digulung menyerupai bola kecil, kemudian diisi dengan pasta kacang hijau atau wijen, dan akhirnya digoreng hingga berwarna keemasan. Tidak hanya memiliki identitas sebagai warisan kuliner Tionghoa saja, namun onde-onde juga sangat populer di berbagai belahan dunia, termasuk Asia Timur dan Asia Tenggara.
Akreditasi: Natalie Ong Photography
Dalam konteks pernikahan Tionghoa, ada sebagian pasangan pengantin yang rupanya masih menerapkan tradisi makan misoa, telur, dan juga onde. Ritual ini umum dilakukan di kamar pengantin saat kedua belah pihak keluarga tengah berkumpul. Tradisi makan onde dimulai dari pasangan pengantin yang saling menyuapi, lalu dilanjutkan dengan menyantapnya seorang diri, dan terakhir disuapi oleh kedua orang tua mempelai. Mengonsumsi misoa dan telur menjadi simbol umur pernikahan yang panjang dan harapan untuk segera mendapatkan keturunan. Sementara itu, tradisi makan onde diartikan sebagai representasi hubungan pernikahan yang abadi, erat, dan tidak terpisahkan. Kuah onde dengan cita rasa manis menjadi lambang kehidupan pernikahan yang penuh kebahagiaan. Keseluruhan tradisi ini tentunya membawa makna simbolis yang mendalam bagi pasangan pengantin Tionghoa, sekaligus menjadi elemen menarik yang mampu melibatkan interaksi hangat di antara kedua keluarga.
