Photography: imagenic
Kentalnya nilai budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia membuat setiap fase kehidupan seringkali ditandai dengan seremonial. Apalagi jika berbicara tentang pernikahan, seluruh etnis di Indonesia memiliki tarian khas sebagai bagian dari rangkaian adat dalam meresmikan pernikahan. Tarian khas ini tak hanya bersifat menghibur tapi juga memiliki makna filosofis yang dalam.
Keunikan Tari Pagar
Fotografi oleh: TritynCo
Salah satu tarian khas dalam perhelatan pernikahan adat adalah tari Pagar. Ini adalah tari tradisional asal Provinsi Sumatera Selatan. Tari tradisional ini sangat kental dengan budaya Melayu yang berkembang pesat di wilayah Kota Palembang. Ini mengapa pada perhelatan resepsi pernikahan adat Palembang, pengantin perempuan akan mempersembahkan tari Pagar kepada tamu undangan. Adapun pengantin perempuan tidak hanya menari seorang diri, melainkan ditemani oleh empat orang penari perempuan.
Keempat perempuan yang mengiringi pengantin perempuan yang menari, diibaratkan sebagai dayang. Mereka tak hanya menari mengelilingi pengantin perempuan tapi juga memakaikan tanggai atau kuku palsu di jemari pengantin perempuan. Kuku palsu ini menjadi aksesoris untuk mempertegas gerakan jemari nan lentik ketika menari. Biasanya tanggai berwarna keemasan dan terbuat dari kuningan.
Pengantin perempuan akan menari di dalam lingkaran atau nampan berwarna keemasan. Adapun makna dari menari di dalam lingkaran adalah simbol pengantin perempuan telah melepas masa lajangnya dan memasuki fase rumah tangga.
Fotografi oleh: TritynCo
Makna Tari Pagar
Secara keseluruhan, Tari Pagar terdiri atas tiga bagian yaitu awal, pokok, dan penutup. Pada bagian awal dimulai ketika para dayang masuk ke panggung, dan dua diantaranya sambil membawa nampan emas. Penari kemudian memberikan gerak hormat kepada tamu undangan, lalu berjalan ke pelaminan untuk menjemput kedua pengantin. Setelah turun dari pelaminan, pengantin perempuan akan dikelilingi oleh para dayang sambil dipasangkan tanggai di jemarinya. Sementara pengantin laki-laki berdiri di luar lingkaran. Ini adalah simbol bahwa suami harus selalu siap menjaga istrinya.
Pada bagian pokok ditandai dengan pengantin perempuan mulai melakukan tarian. Adapun gerakan tarian pokok terdiri dari gerak Borobudur, sembah, rebah kayu, kecubung, dan kenange. Gerakan-gerakan ini sebenarnya mengikuti syair lagu yang maknanya berisi tentang permohonan maaf dan doa untuk memasuki lembaran baru dalam kehidupannya. Selain tentang permohonan maaf, gerakan tarian juga bercerita tentang kesiapan istri untuk selalu mendukung suami demi menciptakan rumah tangga yang satu. Dan makna gerakan tarian berikutnya adalah tentang memohon doa restu agar "dua keluarga" yang menjadi satu ini bisa selalu rukun serta dilingkupi kebahagiaan.
Fotografi oleh: TritynCo
Setelah menarikan rangkaian tarian pokok, pengantin perempuan pun akan menarikan bagian penutup dengan gerakan penghormatan. Kemudian tanggai kembali dilepaskan dari jemari pengantin perempuan. Para dayang pun kembali mengantar kedua pengantin ke pelaminan. Selesai mengantarkan kedua pengantin, para dayang melakukan gerakan penghormatan terakhir kepada seluruh tamu undangan sambil membawa dulang emas.
Dengan memahami makna filosofis dibalik Tari Pagar, semoga para calon pengantin bisa lebih meresapi ketika menarikannya. Karena sesungguhnya Tari Pagar adalah ekspresi pengantin Palembang dalam memohon doa restu untuk memasuki kehidupan rumah tangga.
