Sebagai rasa syukur atas enam tahun kiprahnya sebagai desainer fashion, Bramanta Wijaya menggelar pertunjukkan tunggal bertajuk 'Faithfully', mempersembahkan koleksi Spring/Summer 2018 dari rumah modenya, Bramanta Wijaya Sposa. Pesona glamor dan kemewahan dari era 1930an merupakan inspirasi utama pada musim ini. Memadukan elemen dan variasi cutting pada gaun-gaun ciptaanya, para pecinta mode akan dibawa untuk merasakan kayanya nuansa old Hollywood glamor, satu era yang terkenal akan gaya busana feminin nan romantis terinspirasi dari keindahan bentuk tubuh seorang wanita.
Segaris dengan visinya untuk menciptakan keindahan di dunia melalui busana, karya Bramanta berfokus untuk meningkatkan kecantikan sang pemakai melalui gaun-gaun yang dihembuskan ciri khasnya: simple but not plain, classic but not old. Mengawinkan pola lace dan menciptakan renda dengan teknik bordir, Bramanta menyampaikan ekspresi kebebasan dalam koleksinya pada musim ini. Penyatuan bahan ringan serta lace dibentuk menjadi 16 gaun dengan potongan punggung rendah, jubah, yang dihiasi dengan detail halter neck
Tepat sebelum finale, sang desainer melangkah turun ke runway dan mengejutkan para tamu dengan menyanyikan 'Sampai Jadi Debu', sebuah lagu dari grup indie, Bandaneira. "Liriknya begitu menyentuh hati saya," ia berkata. "Badai sudah berlalu, sekarang berjalan dengan iman. Karena bagi saya, karir ini layaknya sebuah pernikahan; satu hal yang akan saya lakukan selamanya bahkan sampai mati. Memang klise, namun memang begitulah adanya," Bramanta menjelaskan.
Bramanta Wijaya percaya bahwa iman dan kecintaanya pada mode-lah yang membawanya pada tahun keenamnya sebagai seorang desainer, dan pada tahun-tahun mendatang. Melalui 'Faithfully', ia berharap untuk menunjukkan bahwa inilah mimpi yang akan selalu ia kejar dengan tulus, setia dan dengan iman. "Karena iman adalah dasar dari segala sesiatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat," ujarnya.
