Jika Anda pernah menonton film Stepmom (1998) yang dibintangi oleh Julia Roberts dan Susan Sarandon, hubungan anak tiri-ibu tiri-ibu kandung digambarkan penuh intrik dan membutuhkan beberapa waktu untuk bisa harmonis. Berbagai penolakan dan tantangan terus berdatangan yang biasanya dimulai dari pihak anak. Bagi Anda yang sedang menjalani hubungan dengan seseorang yang telah memiliki anak, mungkin hal ini membuat Anda frustrasi. Namun, untuk dapat diterima dengan calon anak tiri, dan sebaliknya Anda juga ikhlas menerima kehadirannya, tidaklah mustahil. Berikut beberapa tipsnya.
Banyak bertanya kepada partner Anda
Sebelum melakukan pertemuan dengan anak dari pasangan Anda, pastikan Anda cukup mengenalnya dengan mencari informasi tentangnya dari pasangan Anda. Selain menanyakan berapa umurnya, sekolahnya, dan hobinya, tanyakan juga hal-hal yang lebih mendalam. Misalnya, bagaimana hubungan si dia dengan anaknya atau hubungan seperti apa yang si dia harapkan dari Anda dan anaknya. Walaupun tidak ada rumus khusus untuk meramal keberlangsungan hubungan dua individu, tidak ada salahnya Anda membekali diri untuk impresi pertama yang baik.
Jangan terburu-buru
Selain impresi pertama yang harus Anda jaga, pastikan Anda juga tidak berlebihan dan tidak terburu-buru terhadap si anak. Stan Wenck and Connie J. Hansen, penulis Love Him, Love His Kids menyarankan untuk mengadakan pertemuan yang singkat. Pertemuan pertama yang dilanjutkan dengan menghabiskan waktu seharian tidak disarankan. "Jika si anak merasa ditekan atau menerima hal yang terlalu berlebihan, hati-hati karena bisa jadi reaksinya negatif atau bahkan menolak kehadiran orang tua tiri," jelas kedua penulis. "Biarkan sang anak yang menentukan "kecepatan" terjalinnya hubungan. Jika dia telah siap, Anda pasti menangkap sinyalnya. Hal ini jauh lebih baik daripada sebuah penolakan."
Yang penting untuk dijalin di awal hubungan adalah rasa saling menghormati. Anda belum diharapkan untuk mengambil peran aktif sebagai orang tua. Hal ini biasanya berlangsung setelah satu atau dua tahun.
Beri waktu untuk bersedih
Apa pun penyebab perpisahannya, perceraian maupun kematian, rasa sedih dan kecewa pasti ada di benak sang anak. Hal ini lebih lazim jika penyebabnya memang karena perceraian, seperti yang diutarakan Patton Thoele, penulis buku The Courage to Be a Stepmom. "Penting untuk mengerti bahwa proses si anak bersedih terkadang melibatkan usaha untuk menolak pernikahan baru dengan harapan orang tua mereka bisa rujuk kembali," tulisnya.
Cobalah untuk melihat dari perspektif si anak. Psikoterapi pernikahan dan keluarga, Mary T. Kelly, menjelaskan bahwa penolakan, sikap acuh, dan tidak peduli yang diekspresikan anak tiri bukanlah tentang Anda. "Hal tersebut sebenarnya timbul karena rasa sedih yang sulit dikontrol atas perpisahan kedua orang tuanya dan kenyataan jika keduanya akan berpartner dengan orang baru," lanjutnya. Dengan mengetahui hal ini, Anda jadi lebih bisa mengerti dan bersabar karena semua ada waktunya sendiri.
Buat visi yang melibatkannya
Jenna Korf, penulis dan konsultan keluarga tiri bersertifikat, mengungkapkan jika salah satu penyebab Anda juga sulit menerima keberadaan anak tiri adalah karena dia tidak pernah ada dalam rencana atau visi hidup Anda. "Beri diri Anda waktu dan mulailah membangun visi masa depan yang melibatkan anak tiri. Bayangkan keberadaannya dalam kegiatan Anda sehari-hari, seperti berlibur bersama," sarannya. Jika Anda mengusahakan ini, sang anak pasti bisa merasakan intensi positif Anda dan akan melakukan hal yang sama juga terhadap Anda.
Apresiasi kelebihannya
Percayalah jika seacuh apa pun sikap si anak tiri, dia pasti memiliki satu karakter positif, baik itu sikap humorisnya, jiwa seninya, atau sifat penyayang binatangnya. Walaupun dia jarang menampakannya, jika Anda melihatnya, langsung berikan sebuah apresiasi. Jenna menyarankan untuk fokus pada karakter positif tersebut supaya Anda tidak tenggelam pada beberapa sifatnya yang kurang Anda sukai.
Habiskan waktu bersama
Setelah beberapa kali bertemu, saatnya Anda melangkah ke level berikutnya. Cobalah lebih dalam mengobrol dan membahas hal-hal yang menarik. Menurut hasil survei Wenck dan Hansen terhadap 60 ibu tiri, para ibu melaporkan jika anak tiri ternyata mau berbagi informasi dan meminta nasihat kepada mereka terhadap hal-hal yang mereka enggan bicarakan kepada orang tua biologis. Jika Anda telah mendapatkan kepercayaan dan kejujuran dari anak tiri, hubungan harmonis ke depannya pun tidak perlu diragukan lagi.
Bicarakan dengan pasangan
Jangan lupa untuk selalu berkomunikasi dengan pasangan tentang kehadiran anak tiri. Ingat, hubungan ini bukan lagi hanya tentang Anda dan partner. Utarakan secara jujur perasaan dan kekhawatiran Anda, namun dengan sikap keterbukaan untuk berdiskusi dengan kepala dingin. Mungkin cukup sulit untuk menghindari kesan jika pasangan Anda terlihat memihak kepada anaknya. Tentu saja hal ini normal mengingat hubungan biologis mereka. Namun, sebagai orang tua kandung, tentu pasangan Anda tahu lebih dalam tentang anaknya sehingga bisa memberikan masukan-masukan kepada Anda untuk bersikap.
Secara garis besar, sebelum melangkah ke gerbang pernikahan, sebaiknya Anda pikirkan matang-matang soal kesiapan Anda membangun rumah tangga dengan pasangan yang telah memiliki anak. Hubungan baik dengan anak tiri bukanlah hal yang mustahil, namun diperlukan persiapan mental dan sikap toleransi yang matang.