Gahral dan Anka pertama kali dipertemukan melalui sebuah aplikasi kencan online bernama Tinder. Setelah menyadari bahwa orang tua mereka adalah teman dekat, keduanya memutuskan untuk bertemu dan mengenal lebih jauh. Hubungan yang terjalin selama lima tahun itu pun akhirnya mulai menemukan muaranya. Secara istimewa, Gahral melamar Anka di sebuah restoran steak bernuansa privat. Lucunya, Gahral malah memberikan permen yang telah dibentuk seperti cincin untuk melamar sang kekasih. Merasa jebakannya berhasil, Gahral akhirnya mengeluarkan cicin yang asli hingga sukses membuat Anka menjawab I do. "Meskipun kami memiliki sifat yang berbeda, namun kami melengkapi satu sama lain. Anka yang seperti minyak panas dapat dinetralkan oleh Gahral yang seperti air dingin," ujar sang mempelai laki-laki ketika ditanya perihal keyakinannya untuk saling menyatu.
Berlokasi di InterContinental Jakarta Pondok Indah, keduanya menggelar pernikahan dengan menggabungkan adat Melayu Deli dan chinoiserie yang sarat akan makna. Perpaduan ini dipilih mengingat adat Melayu yang masih kental akan budaya Cina. Dipenuhi rona ungu dan kuning, dekorasi pelaminan mengambil songket Melayu Deli dengan motif bunga tembakau. Sebelum akad nikah dimulai, serangkaian upacara adat pun dilangsungkan.
Proses haling pintu mengawali saat calon mempelai pria akan memasuki ruang akad. Pada momen ini, selendang songket dibentangkan dengan maksud menjadi batas dari calon pengantin pria untuk masuk ke dalam kediaman calon pengantin wanita. Setelah itu, kedua telangkai saling berbalas pantun untuk menanyakan maksud kedatangan. Kantong uang logam pun diserahkan pada keluarga calon pengantin wanita sebagai syarat memasuki kediaman, dilanjut dengan prosesi tepak sirih untuk mengetuai adat istiadat perkawinan Melayu.
Dalam momen akad nikah, pasangan ini mengenakan busana tradisional hasil gubahan Rika Wirtjes. Anka dibalut kebaya bernuansa hijau, sementara Gahral mengenakan atribut teluk belanga khas Kepulauan Riau. Polesan lembut hasil tangan dingin Marlene Hariman pun sukses membuat sang mempelai perempuan tampil paripurna. Usai ijab kabul, prosesi sungkeman dilakukan guna meminta doa restu, dilanjutkan prosesi tepung tawar sebagai lambang rasa syukur atas keberhasilan, hajat, atau niat baik yang tengah dilaksanakan.
Malam harinya, kedua mempelai melangsungkan after-party yang digelar secara intimate dengan hanya mengundang kerabat dekat. Acara dimulai dengan masuknya pasangan pengantin diiringi lagu kiss of life oleh Sade. Kali ini, Anka mengenakan gaun putih off-shoulder yang menawan, dipadukan setelan formal hitam yang membalut tubuh sang suami. Ragam persembahan spesial pun disajikan kepada para tamu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, termasuk momen dansa. Tak dipungkiri, momen tersebut sukses menghipnotis seluruh mata yang memandang. "Hal yang paling berkesan selama mempersiapkan pernikahan adalah momen di mana kami sangat khawatir karena peraturan resepsi di masa pandemi yang berubah-ubah. Walaupun hanya dihadiri oleh sedikit tamu undangan, kami sangat puas dengan hasilnya," ujar Gahral dengan bangga.