Setelah resmi menjadi pasangan suami-istri secara agama, Jessica Mila Agnesia Damanik dan Yakup Hasibuan pada tanggal 6 Mei 2023 lalu menggelar pernikahan adat Batak. Seperti diketahui pemeran utama di film Imperfect ini telah resmi disebut sebagai boru Batak setelah Sabtu minggu lalu menjalani prosesi pemberian marga atau mangain.
Pelaksanaan pernikahan adat Batak keduanya berlangsung di Balai Samudera, Jakarta. Dekorasi yang dominan warna merah berhasil membangun nuansa yang semarak. Tak hanya itu warna merah juga identik dengan warna prosesi pernikahan adat Batak. Warna merah nan semarak kemudian berbaur dengan begitu lembut dengan kebaya putih yang dikenakan Mila dan tuxedo light grey yang dikenakan Yakup. Sementara para orang tua dari kedua pengantin menampilkan sisi elegan dengan pilihan warna kuning dan dark maroon.
Mila dan Yakup terlihat begitu bahagia menjalani setiap tahapan dari pengesahan mereka sebagai suami-istri secara adat. Mulai dari prosesi masuk keduanya yang disambut dengan tarian adat, lalu pemberian ulos, dekke, hingga pembagian jambar pun sangat kental dengan nuansa kekeluargaan. Apalagi ketika prosesi pemberian ulos hela dari keluarga Damanik kepada kedua pengantin, terasa sangat emosional karena ulos adalah lambang cinta yang menghangatkan tubuh. Tak hanya ulos, Yakup pun diberikan mandar atau sarung sebagai harapan agar kelak ia bertanggung jawab dalam berumah tangga dan menjalani adat.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Mila telah menjalani prosesi mangain atau pemberian marga. Bagi masyarakat Batak, marga bukan sekadar nama keluarga tapi juga identitas. Tak hanya itu, marga juga menjadi salah satu dasar terbentuknya sistem adat dan sosial di dalam interaksi sesama orang Batak. Ini mengapa pada setiap prosesi adat yang digelar, identitas marga seseorang menjadi penentu posisi setiap individu dalam menentukan hak dan kewajibannya. Dan untuk mereka yang menikah bukan dengan orang Batak, mangain adalah solusi agar pasangannya memiliki keterikatan dalam sistem sosial masyarakat Batak.
Prosesi mangain sebelumnya telah dilakukan Mila pada Sabtu (29/4) lalu di Gereja HKBP Rawamangun, Jakarta. Mila terlihat terharu ketika orang tua angkatnya menyuapinya ikan mas seraya melafalkan doa-doa kebaikan untuknya. Di hari yang sama Mila bersama Yakup pun menjalani marhusip, martumpol, dan martonggo raja. Ini adalah tahapan-tahapan adat sebelum kemudian menjalankan pernikahan secara adat. Marhusip adalah proses membicarakan sinamot atau mahar, sedangkan martumpol adalah pertunangan dihadapan pengurus jemaat gereja yang dilakukan di gereja HKBP. Adapun martonggo raja adalah proses di mana kedua keluarga, Damanik dan Hasibuan, menggelar rapat secara terpisah untuk mengkoordinasikan siapa yang membawa ulos, menyiapkan dekke atau ikan mas, serta daging pada prosesi pernikahan adat.
Setelah resmi menjadi boru Damanik, Mila pun kini memiliki orang tua angkat yang merupakan pihak hula-hula atau saudara laki-laki dari ibu Yakup, Norwati Damanik. Meski baru mendapat marga, tapi keluarga Damanik terlihat begitu sepenuh hati ketika mengalungkan ulos hela kepada kedua mempelai. Keduanya pun mendapatkan pesan-pesan penuh harapan agar selalu menjalani rumah tangga dengan penuh cinta serta saling menghargai.
Suasana pemberkatan nikah adat Batak Mila dan Yakup pun semakin meriah ketika Lyodra membawakan beberapa lagu. Tak hanya lagu Indonesia seperti Sang Dewi dan Pesan Terakhir, Lyodra juga menyanyikan lagu Batak. Adapun lagu Batak yang dibawakan Lyodra adalah Anak na burju yang bercerita tentang harapan orang tua kepada anaknya. Lalu ada juga lagu Horas Sayur Matua yang merupakan lagu Batak Simalungun. Lagu berirama ceria ini merupakan ucapan terima kasih anak kepada orang tuanya atas segala perjuangan dan doa yang mengiringi setiap langkah mereka. Lagu yang dibawakan Lyodra ini seolah menjadi cara Mila dan Yakup untuk mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua mereka. Atas doa para orang tualah, Mila dan Yakup kemudian memantapkan langkah untuk membangun rumah tangga.