Setiap pengantin memiliki caranya sendiri dalam merangkai momen indah tak terlupakannya. Seperti yang terjadi pada Kevin dan Jessica, sepasang desainer yang paham betul keinginan keduanya dalam mewujudkan pernikahan impian. Mengawali kasih di sebuah sekolah desain di negeri Singapore, kecintaan Jessica dan Kevin yang tak hanya pada dunia desain, melainkan juga pada kesenian dan fashion kian membangun ikatan tak terelakkan bagi keduanya. Uniknya, keselarasan cara pandang terhadap hal yang kedua mempelai minati justru tumbuh beriringan dengan perbedaan kepribadian keduanya. Jessica yang lekat dengan gelora energi lantas jatuh hati pada seorang Kevin yang memiliki jiwa tenang. Begitu pula sebaliknya.
Tertanam dalam benak dan pikiran mengenai skema desain dari pernikahan dua insan ini, Jessica dengan penuh keyakinan pun memaparkan konsep pernikahan yang fokus pada tampilan timelessness—subtle, understated, and perfectly balanced. Dari gambaran yang kedua mempelai inginkan lantas tercetus pemilihan rona earthy tone seperti coklat, beige, maroon dengan sentuhan warna hijau yang mendominasi palet pernikahan. Harapannya, dari pemilihan warna ini terukir kesan elegan yang tak lekang oleh waktu. Bahkan, saat kedua mempelai melihat kembali pernikahan mereka pada 5, 10, maupun 20 tahun mendatang.
Persiapan pernikahan impian ini pun terwujud nyata pada hari bahagia sang mempelai, mulai dari pemilihan busana dengan siluet sederhana yang menyelimuti, hingga detail ornamen pada rangkaian pemberkatan maupun resepsi. Menariknya, sematan detail dekorasi seperti meja akad pernikahan, ornamen pajangan untuk foto prewedding yang terbuat dari wheat-paste, hingga website undangan dengan setiap incinya, merupakan hasill desain yang Jessica dan Kevin rangkai sendiri. Momen saling merangkai ini ternyata menjadi bagian yang begitu menyenangkan bagi kedua mempelai, seperti apa yang disampaikan oleh Jessica, "Haha, oh my goodness! There were definitely some wild and fascinating moments throughout our wedding preparation." "It felt like we were tackling the ultimate final-year project together as if we were back in design school."
Bukan dua pasang desainer, jika merancang pernikahan tanpa kehadiran kejutan yang unik. Begitu yang terjadi pada pernikahan Jessica dan Kevin, teristimewa saat Kevin memutuskan untuk membuat sebuah hardcover book berjumlah 400 halaman. Di dalamnya, terdapat potongan kisah hingga momen penting yang menggambarkan perjalanan kasih Kevin dan Jessica, mulai dari awal bertemu hingga rentetan momen yang membentuk keduanya sebagai pasangan saat ini.
Pernikahan yang diselenggarakan di 2 wilayah, yakni Singapore untuk acara pemberkatan dan Bali untuk acara resepsi tentu memiliki tantangannya sendiri. Terlebih, saat Jessica dan Kevin harus melangsungkan destination wedding di Bali. Namun, dari apa yang mereka lalui selama proses persiapan hingga acara pernikahan berlangsung, keduanya sepakat bahwa mempercayakan pada tim vendor yang membantu bisa mengurangi beban tekanan yang kedua mempelai berikan pada dirinya sendiri. Selain itu, juga mempercayakan pada setiap proses yang berjalan.
Keinginan Jessica dan Kevin untuk menciptakan narasi visual yang tak lekang oleh waktu ini pun ditangkap dan diwujudkan secara apik oleh tim Cerita Tentang Senja, seperti yang terukir dalam album pernikahan berikut ini.
