You will know when you meet the one, sebuah kalimat yang bila diucapkan mampu membuat hati yang mendengar tersenyum manis. Tak sekedar mengucapkan, Bayu Adisapoetra personil band Elephant Kind ternyata sungguh merasakannya secara langsung saat ia bertemu dengan sang kekasih, Marzsa Andriani. Masa pendekatan yang singkat tak menghalangi keduanya untuk merasakan kecocokan yang begitu dalam. Momen percakapan dari hati ke hati antara Bayu dan Marzsa, tepat sebelum keberangkatan Bayu ke London untuk menjalani karirnya sebagai seorang musisi, sekaligus menjadi titik awal Bayu mengajak Marzsa untuk masuk ke jenjang selanjutnya.
Percakapan antara keduanya kemudian berkembang menjadi pertemuan antara 2 keluarga untuk melaksanakan makan bersama. Intim dan hangat, momen tersebut lantas menjadi titik awal bagi Bayu dan Marzsa dalam merencanakan pernikahannya.
Berjalan dengan begitu selaras, baik Bayu dan Marzsa sepakat untuk melaksanakan pernikahan secara intimate pada tanggal 24 Desember 2023 lalu. Meski berlangsung dengan skala kecil yang dihadiri oleh keluarga dan teman terdekat saja, namun Bayu dan Marzsa benar-benar ingin membangun sebuah pernikahan dengan konsep yang matang.
Jatuhlah pilihan pertama mereka pada Seribu Rasa Menteng sebagai venue pernikahan. Tak bisa dipungkiri, tampilan interior yang dimiliki Seribu Rasa mampu membuat dua pasang kekasih ini seketika jatuh hati. Karenanya, perihal dekorasi pernikahan, mereka hanya mengembangkan dari interior yang sudah ada.
Atmosfer warm yang dipancarkan Seribu Rasa beserta hint kayu yang ada lantas membuat Marzsa memilih palette dekorasi dengan rona dominan burgundy dan maroon. Namun, acara yang diselenggarakan pagi hingga siang hari ini membuat Marzsa memadukan rona hangat tadi dengan sentuhan warna terang seperti pink dan peach. Salah satu spot ikonis dalam pernikahan keduanya adalah backdrop foto yang terdiri dari perpaduan bunga dan fabric rancangan vendor dekorasi Jeumpa.
Sedangkan, untuk busana pengantin, pada acara akad nikah Marzsa mengenakan kebaya nasional dan Bayu mengenakan beskap khas Jawa. Untuk acara resepsi, Marzsa yang sebelumnya mengikuti koleksi dari desainer Liane Puspita, memutuskan untuk mengenakan busana rancangan Liane pada hari bahagianya. Busana off shoulder yang ia kenakan tampak begitu serasi mengiringi jalannya hari istimewa itu. Kemudian pada Bayu, balutan jas yang ia kenakan dilengkapi dengan kerah kemeja bermodel flare ini terinspirasi dari gaya tahun 70an. Perpaduan busana yang dikenakan kedua mempelai ini begitu serasi dan mampu melahirkan suasana yang begitu menyenangkan.
Tak hanya busana yang terinspirasi ala tahun 70-an, Bayu secara spesifik meminta bantuan pada sahabat dekatnya Dio, untuk mengabadikan video pernikahannya menggunakan handycam, tentu guna membangun konsep ala 70-an yang lebih lekat. Konsep ini sungguh selaras dengan kepribadian sang mempelai.
Momen pernikahan yang berlangsung secara intimate ini memang berfokuskan sebagai momen berkumpulnya dua keluarga dalam merayakan hari bahagia Bayu dan Marzsa, karenanya kedua mempelai ini tak ingin momen itu terlewat begitu saja. Mempercayakan kemampuan unggul Bonjo Abadi sang fotografer dari Terralogical untuk menangkap shot momentum dengan ciamik. Nyatanya, Bayu mengatakan bahwa dirinya lebih menyukai shot momen yang real dibandingkan dengan gaya beauty shot.
Secara keseluruhan baik Bayu dan Marzsa begitu menikmati rangkaian pernikahan mereka, bahkan Bayu sendiri mengatakan "This is the wedding I always dreamt for," dalam rekaman wawancaranya kepada tim Bridestory.
Lebih lengkapnya, berikut album pernikahan dengan nuansa intimate nan konseptual dari Bayu dan Marzsa!
