Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Mindfolks Wedding
Photography: Mindfolks Wedding
Photography: Mindfolks Wedding
Photography: Mindfolks Wedding
Photography: Mindfolks Wedding
Photography: Mindfolks Wedding
Photography: Mindfolks Wedding
Photography: Mindfolks Wedding
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Photography: Antijitters Photo
Meskipun Mira dan Harun menempuh pendidikan di sekolah yang sama pada saat SMP, keduanya tak pernah berkenalan hingga pertemuan mereka kembali bertahun-tahun kemudian. "Kami memiliki kumpulan teman yang sama saat bersekolah di London. Dari sanalah kami menjadi semakin dekat," ujar sang pengantin. Yang mengejutkan Mira adalah ketika Harun mengajaknya menikah beberapa tahun berikutnya, tanpa sebelumnya pernah mendiskusikan hal tersebut.
Dari sana, kedua sejoli ini mulai merencanakan dua acara akad nikah dengan tradisi Jawa dan Lampung sebagai bentuk penghormatan kepada budaya mereka. Pada tiap acara yang diadakan, mereka berdua sepakat untuk hanya mengundang kurang dari 400 orang. "Syukurlah, kedua orang tua terbuka dan mengizinkan kami untuk hanya mengundang keluarga dan teman dekat dalam pernikahan kami," ucap Mira.
Mira tidak memiliki tema khusus untuk prosesi akad nikah, tetapi ia ingin memakai kebaya yang memadukan siluet tradisional dengan detail modern. Harun terlihat sama memukaunya ketika berdiri di samping sang mempelai wanita dengan mengenakan beskap putih khas Jawa. Untuk dekorasi, pasangan ini mempercayai Airy Designs sepenuhnya untuk meghias ballroom The Dharmawangsa Jakarta dengan warna-warni cerah.
Selanjutnya untuk akad nikah adat Lampung, suasana hangat terbentuk ketika kedua pihak keluarga berkumpul untuk ritual Mosok atau Cuak Mengan. Selama prosesi ini, Mira dan Harun disuapi oleh ibu mereka yang kemudian diikuti oleh bibi-bibi mereka. "Pertemuan ini melambangkan persatuan dua keluarga kami menjadi sebuah keluarga besar," jelas sang pengantin wanita.
Pasangan ini memang hanya mengundang teman-teman terdekat mereka untuk gelaran pernikahan mereka di Bali, namun pesta tersebut tidak kalah meriah dengan acara di Jakarta. Hari itu, Harun tampak sangat menawan dengan setelan berwarna biru serenity, sedangkan Mira mengenakan gaun berwarna rose quartz dengan detail manik-manik karya Dina Vahada. Untuk memperkuat arsitektur di Alila Seminyak, Mira meminta sang dekorator, Bali Signature untuk menggunakan lampu-lampu gantung sebagai ganti bunga. Hasilnya sungguh menawan. Namun satu hal yang paling berkesan bagi pasangan ini adalah saat first dance dilangsungkan. "Kami baru memutuskan untuk melakukannya seminggu sebelum hari pernikahan dan hanya berlatih satu hari sebelumnya," kenang Mira. "Namun kami sangat menikmatinya!"
Lihatlah sekali lagi foto-foto cantik hari bahagia pasangan Mira dan Harun dan jangan lupa tambahkan foto favorit Anda pada inspiration board!