Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Pasangan hari ini membuktikan bahwa hubungan jarak jauh selama sepuluh tahun bukanlah hal yang mustahil! Agnes dan William merupakan teman SMA yang mulai berpacaran pada tahun 2006 lalu. "Kami pergi ke perguruan tinggi di kota yang berbeda, saya tinggal di Makassar sementara Will memilih Surabaya. Bahkan setelah lulus, kami masih terpisah karena dia pindah ke Jakarta untuk bekerja," kata Agnes. "Kami saling mengunjungi satu sama lain selagi ada kesempatan dan melalui banyak pasang surut. Seiring berjalannya waktu, kami bertumbuh semakin dewasa bersama-sama," lanjutnya.
William melamar Agnes pada malam Natal dua tahun yang lalu di Makassar. "Di dalam perjalanan, dia tiba-tiba menghentikan mobil dan memberikan saya sebuah kotak hadiah. Di dalamnya terdapat sticky notes berbentuk hati yang dipenuhi oleh kisah cinta kami. Saya membaca setiap tulisan satu per satu, dan yang terakhir isinya 'Agnes, will you marry me?' Lalu dia mengeluarkan cincin dan menanyakan pertanyaan tersebut secara langsung," kenang Agnes.
Setelah memutuskan tanggal pernikahan, pasangan ini lantas merencanakan sesi pertunangan dengan tema rustic. "Kami menginginkan album pertunangan yang elegan, klasik, dan abadi dengan menggunakan pakaian berwarna netral yang sederhana," tutur Agnes. Iapun akhirnya memilih tiga gaun elegan rancangan Yefta Gunawan, Melta Tan, dan Petite & the Buns di mana William memilih gaya klasik dalam setelah jad abu-abu dan biru tua.
Bersama dengan fotografer mereka, Adi dari Axioo, mereka menuju ke beberapa lokasi di Kemang yang menawan dan distrik Kota Tua di Jakarta. Awalnya semuanya berjalan dengan lancar, tetapi hujan lebat turun setelah sesi kedua pemotretan. "Kami harus menghentikan pemotretan karena kamera film Adi tidak dapat bekerja maksimal dengan turunnya hujan. Untungnya, dia dapat menyelipkan satu sesi sebelum mengejar penerbangan ke Bali esok pagi," ungkap Agnes.
Kegembiraan tidak berakhir setelah pemotretan usai, karena Agnes dan Will harus menunggu beberapa minggu sementara foto-foto film tersebut diproses. "Ketika kami akhirnya dapat melihat foto-foto kami, kamipun sangat terkesima dengan hasilnya. Foto-fotonya terlihat sangat indah, kamipun kehabisan kata-kata!"