Komitmen yang terjalin atas tulusnya kasih dan kukuhnya kegigihan untuk terus berjuang, membawa hasil manis bagi pasangan Ayu Temenggung & Alejandro Alvarez. Menjalani masa Long Distance Relationship (LDR) selama 10 tahun, tahun 2024 ini lantas menjadi titik membahagiakan bagi keduanya. Lantaran, kesiapan dua belah pihak untuk mengakhiri hubungan jarak jauh dengan menetapkan langkah memasuki jenjang pernikahan. Kehidupan baru di satu atap yang sama pun secara resmi Ayu dan Alejandro mulai.
Kilas balik pada momen proposal, Ale yang begitu memahami kepribadian Ayu memutuskan untuk melamar sang kekasih dengan cara yang begitu personal dan intimate. Menghabiskan musim panas bersama, quality time di taman Hampstead Heath, London, menjadi momen yang tepat bagi Ale untuk melamar Ayu. Kelekatan memori indah Ayu pada akan taman tersebut, mulai dari menghabiskan waktu ulang tahun di sana, selebrasi saat dirinya meraih gelar Master, hingga pijakan awal untuk memasuki jenjang pernikahan pun Ayu rayakan di taman Hampstead Heath.
Ayu dan Alejandro paham, perayaan pernikahan keduanya akan melibatkan banyak tamu undangan. Namun, kegigihan kedua pengantin untuk mempertahankan nuansa pernikahan personal dan intimate tak pernah pudar. Karenanya, Ayu pun menjatuhkan pilihan venue pada The Dharmawangsa yang terkenal akan atmosfer classic intimate. Tak sampai di sana, Ayu juga merangkai pelaminan dengan dekorasi berkonsep ruang tamu, kesan nyaman penuh sambutan lantas lahir seketika. Gambaran pernikahan homey yang berpadu dengan tampilan classic ini pun ternyata terharmonisasi dengan nuansa vintage yang begitu kuat. Terlihat dari sematan bunga dekorasi yang dipenuhi rangkaian bunga melati dan anthurium. Keinginan sang mempelai untuk merayakan dengan nuansa intimate lantaran kehadiran keluarga dan kerabat yang banyak berasal dari Lampung. Dorongan untuk menyambut para tamu secara langsung pun Ayu dan Ale wujudkan dengan konsep mingle pada hari istimewa keduanya.
Menjalani prosesi akad dengan rangkaian adat Lampung, Ayu dan Ale menjalaninya dengan penuh khidmat segala upacara adat bernama "Mosok" ini. Dimulai dari prosesi "Suapan" yang mana Ale dan Ayu mengonsumsi makanan dan minuman dengan makna yang beragam. Seperti saat keduanya meminum kopi dengan komposisi yang manis dan pahit, dengan harapan, sang mempelai dapat melalui naik turunnya kehidupan pernikahan. Pada acara akad ini juga sang pengantin diberikan nama khas Lampung dari para orang tua. Lekatnya adat Lampung pada akad nikah Ayu dan Ale kian terlihat dari pemilihan busana di hari istimewa itu. Sang mempelai wanita dengan yakin mempercayakan pilihannya pada desainer kenamaan, Toton. Hal ini terbukti dengan pancaran nuansa vintage yang terharmonisasi dengan aksesoris berwarna emas khas Lampung.
Sedangkan untuk rangkaian resepsi pernikahan, Ayu menjatuhkan pilihannya pada adat Jawa. Teristimewanya, pada rangkaian resepsi ini Ayu mengkombinasikan nuansa tradisional dengan modern. Hal ini dirinya mulai dengan memilih busana rancangan Kraton, desainer yang dekat dengan rancangan berbahan silk velvet ini dinilai tepat bagi kedua mempelai untuk mewujudkan tampilan modern heritage yang keduanya inginkan. Kualitas bahan yang berasal dari Belanda ini pun kian menggambarkan kemewahan pada hari istimewa kedua mempelai.
Ayu dan Ale yang datang dari dua latar belakang berbeda membuat perjalanan pernikahan ini menjadi lebih unik. Mengingat, Ayu yang harus memberikan penjelasan kepada Ale tentang pernikahan yang meliputi banyak tamu undangan serta berbagai prosesi adat khas Indonesia. Rintangan yang keduanya hadapi saat mempersiapkan pernikahan jarak jauh ini pun dapat mereka lalui dengan begitu indah, tentu dengan komunikasi terbuka yang keduanya junjung sedari dulu.
Berikut album akhir dari perjalanan long distance relationship dua gemini yang begitu elok.
