
Pemotongan kue pengantin menjadi salah satu tahapan yang paling ditunggu dalam sebuah rangkaian resepsi pernikahan. Kue tersebut biasanya akan dipotong menjelang akhir acara jamuan makan malam atau tepat sebelum dansa dimulai. Tradisi ini telah lama menjadi bagian dari berbagai budaya pernikahan di dunia, di mana momen pemotongan kue seringkali dianggap sebagai penanda dimulainya gerbang kehidupan yang baru antara kedua mempelai yang berbahagia. Sebagian pasangan bahkan rela menggelontorkan dana lebih untuk bisa memesan kue pengantin mewah dengan lapisan bertingkat yang disesuaikan dengan tema perhelatan besar mereka. Namun, ada juga sebagian pengantin lainnya yang menaruh perhatian pada kue pengantin satu tingkat yang lebih sederhana.
Tentu saja meskipun hanya terdiri dari satu lapis, kue tersebut tetap bisa dimasukkan ke dalam seremoni pemotongan kue, tetapi kue ini biasanya disebut sebagai kue potong. Mengapa demikian? Hal ini karena kue potong merupakan kue berukuran kecil yang dibuat khusus untuk Anda yang ingin tetap melakukan tradisi pemotongan kue pengantin, tanpa harus mengeluarkan anggaran berlebih. Sempurna untuk Anda yang berencana melangsungkan pernikahan berskala kecil sekaligus menghemat biaya.
Kendati berukuran kecil, namun kue potong sebenarnya tidak dihidangkan untuk tamu udangan, melainkan akan disimpan kembali ke dalam dapur usai seremoni pemotongan kue. Kemudian dikonsumsi sendiri oleh pasangan pengantin atau pihak keluarga usai jamuan resepsi. Pada dasarnya, kue potong hanya dipilih jika pengantin sudah menyiapkan meja khusus yang berisi berbagai dessert atau hidangan penutup mini untuk para tamu, sehingga mereka tetap bisa menikmati kue-kue istimewa dalam bentuk sajian yang lebih menarik.
Cara Menyertakan Kue Potong di Pernikahan Anda
Menjadikan kue potong sebagai bagian dari pernikahan Anda memerlukan perencanaan yang matang agar tetap selaras dengan konsep acara. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan desain kue satu tingkat yang selaras dengan keseluruhan estetika pernikahan. Anda bisa memulainya dengan cara menetapkan skema warna untuk detail seperti gaun pengantin, dekorasi bunga, dan venue pernikahan. Kemudian, barulah Anda memilih desain kue yang tepat untuk melengkapi tampilan tersebut.
Anda bisa mulai mencari vendor kue pengantin maksimal enam bulan sebelum hari H. Pilih vendor yang mampu memahami konsep pernikahan Anda agar dapat merancang kue yang sesuai dengan gaya dan nuansa yang diinginkan. Jangan lupa untuk menjadwalkan sesi konsultasi dan cake tasting agar Anda bisa mencicipi berbagai varian rasa dan mengevaluasi desain yang ditawarkan. Hindari hanya berfokus pada tampilan visual semata karena rasa kue juga menjadi aspek penting yang tidak boleh diabaikan.
Nah, di hari pernikahan nanti, perhatikan detail teknis seperti meja penyajian, cake stand, dan pisau pemotong kue yang akan digunakan. Kehadiran seorang cake assistant akan sangat dibutuhkan untuk memastikan semua perlengkapan ini siap sebelum momen pemotongan kue berlangsung. Setelah seremoni pemotongan selesai, pastikan tim asisten kue bertanggung jawab untuk segera membungkus kue dan menyimpannya di lemari pendingin. Beritahu kepada pihak keluarga bahwa kue potong tidak akan disajikan untuk tamu, melainkan diperuntukkan bagi Anda dan pasangan, serta keluarga terdekat untuk dinikmati di malam hari atau keesokan harinya sebagai kenangan manis dari perayaan istimewa.
Sejarah Pemotongan Kue
Tradisi pemotongan kue pengantin bersama pasangan sebenarnya sudah ada sejak zaman Romawi Kuno, di mana pasangan yang baru menikah akan memotong kue bersama sebagai simbol kesatuan pertama mereka. Momen ini juga melambangkan bentuk perhatian dan kasih sayang satu sama lain, dengan pasangan saling memberi potongan kue pertama sebagai ungkapan cinta dan komitmen. Dari sanalah kebiasaan ini berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan pernikahan di banyak budaya.
Namun, asal mula tradisi pemotongan kue pengantin sebenarnya berakar dari kehadiran cupcake pernikahan, yang perlahan memicu kemunculan variasi dessert lainnya yang semakin beragam, seperti ice cream bar, chocolate fountain, macarons, hingga aneka cookies yang menjadi daya tarik di acara resepsi. Seiring berjalannya waktu, pasangan pengantin semakin berusaha untuk menghadirkan elemen yang berbeda untuk meramaikan jamuan resepsi pernikahan mereka, termasuk dengan menghadirkan kue satu tingkat atau kue potong sebagai wedding cake sederhana.
Tradisi pemotongan kue kini menjadi momen yang selalu ditunggu dalam setiap resepsi pernikahan. Bahkan, ada pasangan yang memilih untuk mengabadikan momen tersebut dengan cara cake smash, yaitu tradisi di mana pasangan saling menghancurkan kue di wajah satu sama lain. Meskipun asal-usul tradisi ini juga berasal dari zaman Romawi, cake smash kini sudah dianggap sebagai pilihan kontroversial. Karena dinilai mubazir dan bisa menimbulkan kekacauan walaupun bagi sebagian orang hal tersebut dapat menambah keseruan.
Alternatif untuk Momen Potong Kue
Tidak semua orang menyukai rasa manis dari kue pengantin. Jika Anda termasuk di antaranya, namun tetap ingin mempertahankan tradisi pemotongan kue, masih ada berbagai opsi yang bisa Anda pilih sebagai alternatif. Salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah pie! Pie bisa menjadi alternatif yang unik dan tetap terlihat elegan, terutama jika Anda memilih variasi rasa yang disukai, seperti pie buah, pie keju, ataupun pie cokelat. Selain itu, Anda juga bisa mengganti kue pengantin dengan tower yang terbuat dari donat atau cake pops yang lebih kecil dan bisa dinikmati secara langsung. Tentunya dengan cara paling romantis dengan saling menyuapi di hadapan para tamu yang hadir.