Hubungan Sylvia dan Tirto mungkin adalah salah bukti cara semesta yang misterius dalam mempersatukan mereka. Dua orang dengan kepribadian yang sangat berbeda ini berkenalan pertama kali di sebuah pesta pernikahan. "Dari tidak kenal sama sekali, lalu menjadi teman, hingga sekarang memutuskan lanjut ke pelaminan, kami masing-masing punya daya tarik yang misterius karena sifat kami yang bertolak belakang," Sylvia membagi kisahnya.
Dalam urusan selera visual, mereka juga berbeda pandangan. Sylvia selalu memilih gaya modern, sedangkan Tirto sangat menyukai elemen tradisional. Akhirnya, mereka memutuskan menggabungkan keduanya dengan konsep yang tidak mainstream. Melihat portofolio Berawal dari Teman, pasangan ini pun sepakat bahwa tim fotografer ini bisa dipercaya untuk mengabadikan album pre-wedding dengan sentuhan yang bersahaja dan artistik.
Awalnya dua sejoli hanya merencanakan proses pemotretan studio dengan tema Jawa yang sederhana. Namun, Krishna dari Berawal Dari Teman mengajak Sylvia dan Tirto untuk bereksplorasi dengan latar luar ruangan. "Kami sama sekali tidak menyesal dengan perubahan rencana itu. Tim fotografer juga sangat membantu kami dengan pencarian busana dan lokasi yang tepat," kenang Sylvia riang.
Koleksi dari Sejauh Mata Memandang sangat senada dengan konsep etnik kontemporer yang direncanakan Sylvia dan Tirto. Perpaduan busananya juga semakin mengentalkan atmosfer santai pemotretan yang mengabadikan interaksi natural keduanya di Pantai Nyanyi. Setelan lurik dengan latar rumah tradisional Karo, yang mereka temukan di kawasan Canggu, sekilas nampak "nyeleneh" karena kedua elemen ini tidak berasal dari kebudayaan sama, namun justru memberi sentuhan unik dan eklektik.
"Chemistry dengan fotografer juga penting karena hal itu bisa membantu kami menikmati sepanjang sesi pengambilan gambar," ujar calon mempelai wanita menggambarkan kesan dan pesan pembuatan album pre-wedding-nya.