Berkenalan melalui Instagram di tahun 2019 dan menjalani hubungan jarak jauh antara Belanda dan Bandung dengan rentang waktu lima hingga enam jam, Fizri tetap merasakan bahwa Ratih merupakan sosok perempuan yang tepat untuk mendampingi hidupnya. "Walaupun berbeda benua, kami tetap berkomunikasi setiap hari. Saya melihat Ratih seperti refleksi diri saya, begitu pula Ratih, ia merasakan hal yang sama," ungkap sang calon mempelai pria yang bernama lengkap drh. Afriandana Fizri ini.
Pandemi di tahun 2020 tampaknya menjadi momen pertemuan dua sejoli yang dipisahkan oleh jarak ini. Tak disangka, pertemuan keduanya berlangsung di kota kediaman Ratih. "Rencananya kami akan bertemu di Bangkok pada bulan Maret 2020 karena saya ada magang akademik di sana, namun satu hari sebelum keberangkatan, ternyata Bangkok lockdown. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke tanah air dan magang di Bandung, sekaligus bertemu dengan Ratih," tutur Fizri, yang berprofesi sebagai dokter hewan sekaligus freelance photographer, menceritakan proses pertemuannya dengan sang kekasih. "Setelah bertemu di Bandung, perasaan yang hanya bisa diungkapkan melalui chat dan video call dapat menjadi kenyataan dan bertumbuh, bahkan semakin kuat hingga kami memutuskan untuk segera menikah di tahun ini."
Mengeksplorasi tempat yang belum populer merupakan ide Ratih dan Fizri untuk membuat album prewedding yang ceria dan sesuai dengan karakter mereka. Keindahan Sungai Citarum Purba di Sanghyang Kenit, Bandung, menghidupkan ekspresi Ratih dan Fizri sebagai pasangan yang gemar mengeksplorasi wisata alam. Suasana hati yang bahagia terekspresikan dengan jelas dari raut wajah keduanya saat bermain di bebatuan Sanghyang Kenit, meskipun ada sedikit tantangan karena udaranya yang panas. "Udara di sana cukup panas dan kebetulan Ratih belum makan dari pagi, ia sempat pusing saat pemotretan berlangsung, tapi untungnya semuanya berjalan lancar," ujar Fizri.
Selain melakukan pemotretan di alam terbuka, keduanya melengkapi album prewedding mereka dengan pemotretan di Studio Hazel. "Bagi kami, konsep prewedding perlu menunjukkan bahwa teman hidup juga bisa menjadi teman main," jelas Fizri. Pakaian yang mereka kenakan pun juga memiliki warna yang vibran, senada dengan dekorasi studio yang menggunakan instalasi gantung berwarna cerah. "Ketika kami memilih outfit untuk prewedding, kami sampai mencarinya ke pasar loak dan itu merupakan pengalaman yang sangat berkesan. Kami juga mendapatkan harga Rp 30 ribu untuk sebuah outer dan Rp 10 ribu saja untuk satu celana," kenang Fizri menceritakan pengalamannya bersama Ratih dalam mempersiapkan prewedding.
Lancarnya proses pemotretan prewedding Ratih dan Fizri, serta hasil foto yang artistik tak luput dari tim fotografi yang profesional, yaitu Owlsome Projects. Mulai dari pembuatan moodboard, diskusi, pengarahan gaya, hingga hasil foto, semuanya memuaskan ekspektasi sang calon pengantin. "Untuk sebuah prewedding, perlu dipikirkan konsep apa yang disukai oleh kedua pihak pasangan dan terkadang pemilihan outfit pun sangat penting. Jangan takut untuk mencoba gaya berfoto dan meminta saran dari fotografer, seperti kami yang dibantu oleh tim Owlsome Projects yang sangat terbuka dalam pengarahan gaya," saran Fizri kepada pasangan di luar sana yang akan melangsungkan pemotretan prewedding.
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects
Photography: Owlsome Projects