Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Photography: Angga Permana Photo
Saat pertama bertemu enam tahun lalu, Freda dan Leo sedang bekerja untuk departemen berbeda di sebuah bank yang sama. "Kami bertemu pada sebuah acara kantor suatu malam dan mulai berpacaran tahun 2012," kenang Freda. Beberapa tahun kemudian, keduanya tengah menikmati makan malam saat Leo tiba-tiba memberikan buket 100 bunga mawar dan melamar Freda. "Mungkin terdengar klise, namun bagi saya lamaran tersebut sangat romantis," Freda menambahkan.
Pasangan ini tidak memiliki konsep khusus untuk foto pre-wedding mereka; satu hal yang mereka inginkan adalah untuk difoto menggunakan kamera analog. "Saya adalah penggemar fotografi analog, karena hasil foto yang dihasilkan sangat natural," Freda menjelaskan. Untungnya, fotografer pilihan mereka, Angga Permana, menyanggupi permintaan mereka dan bahkan memberikan penawaran yang sangat menarik. "Pada waktu itu ia harus mendokumentasikan pernikahan Carline Darjanto di Tuscany, jadi ia punya beberapa hari ekstra setelah hari pernikahan untuk kami," lanjutnya.
Kedunya memulai dengan sesi foto di Florence, ibu kota Toskana dan tempat lahirnya Renaissance. Setelah matahari terbit mereka menuju pusat kota Duomo dan melanjutkan perjalanan ke Taman Boboli. Keesokan harinya, sang pasangan menuju San Gimignano. "Sebuah kota medieval dengan taman-taman kecil dan lorong-lorong rahasia," kenang Freda. Di hari ketiga, tim tersebut mengakhiri perjalanan dengan mengunjungi kota Roma. "Kami menyetir ke Roma dan sempat untuk berfoto dengan matahari terbenam di Vatikan. Entah bagaimana pada hari itu, areanya terbuka dan kami bisa masuk begitu saja," Freda berkata.
Selama perjalanan itu, Freda dan Leo merasakan berbagai emosi yang pada akhirnya memperkuat hubungan mereka. Seperti dijelaskan Freda, "kami gugup, malu, bahagia, kesal, mengantuk, bersemangat, lega, berulang kali. Leo dan saya sempat melewati argumen-argumen kecil karena masalah waktu dan lokasi. Tapi semuanya alhirnya menjadi bagian manis untuk seluruh pengalaman berharga ini."