Photography: Duaritme
Photography: Duaritme
Photography: Duaritme
Photography: Duaritme
Photography: Duaritme
Photography: Duaritme
Photography: Duaritme
Photography: Duaritme
Photography: Jatidiri Ono
Photography: Jatidiri Ono
Photography: Jatidiri Ono
Photography: Jatidiri Ono
Photography: Jatidiri Ono
Photography: Jatidiri Ono
Photography: Jatidiri Ono
Photography: Jatidiri Ono
Saat pertama kali berkenalan pada bulan Desember 2012 lalu, Keisha dan Roy rupanya sama sekali tidak cocok. "Kami bertemu di kantor, di mana saya baru masuk sebagai management trainee dan Roy adalah seorang mentor yang sangat menyebalkan. Kami bahkan sempat bertengkar cukup parah!" kenang Keisha. Setelah Roy meminta maaf, barulah keduanya saling mengenal dengan lebih dalam. "Kami jadi sering berbincang dan saya akhirnya menyadari kebaikan hati Roy," tambahnya.
Keduanya mulai berpacaran pada tahun 2013. Di hari ulang tahun Keisha tiga tahun kemudian, mereka menikmati sebuah jamuan makan malam romantis. "Ia memesan ruangan khusus dengan pemandangan indah kota di malam hari. Ketika hidangan terakhir disajikan, tiba-tiba seorang penyanyi masuk dan melantunkan lagu La Vie en Rose," Keisha mengenang. Roy pun berlutut dan melamarnya, memulai langkah baru pada hubungan mereka.
Sesi foto pre-wedding pasangan ini terinspirasi oleh masing-masing warisan budaya yang mereka miliki. "Kami memilih dua konsep karena saya memiliki darah Bali, sementara Roy keturunan Peranakan," ungkap Keisha. "Walaupun bernuansa vintage, foto-foto tersebut tetap diberikan sentuhan modern. Harapan kami, album tersebut dapat terlihat timeless ketika ditunjukkan kepada anak cucu kami kelak," ujarnya melanjutkan.
Satu bulan sebelum hari pemotretan, Keisha mulai mempersiapkan segalanya—dari menghubungi fotografer dan stylist hingga mengunjungi berbagai lokasi foto. Akhirnya, rumahnya sendiri dijadikan sebagai latar sesi foto bertema Bali bersama Duaritme. "Kami menghubungi sanggar tradisional untuk membantu saya mengenakan busana khas Bali. Pada akhirnya, sang perias membawa serta satu keluarganya khusus untuk membantu kami!" ungkap Keisha.
Selanjutnya, foto-foto dengan konsep Peranakan diabadikan oleh Jatidiri Ono. Keisha dan Roy mengenakan busana yang simpel namun modis sembari berkeliling di daerah Petak Sembilan. Album mereka pun dilengkapi dengan sesi foto indoor di wilayah Kota Tua Jakarta. Kali ini, kedua calon mempelai tampak begitu memesona dalam balutan busana etnik modern.
Lihat sekali lagi foto-foto pasangan ini dan tambahkan potret favorit Anda ke inspiration board!