Pernikahan Tradisional Bali yang Berwarna-warni

Ayu Thari dan Angga sudah mengenal satu sama lain selama bertahun-tahun, tetapi kisah cinta mereka baru dimulai bulan April lalu di Bali. "Awalanya, kami tidak mencoba untuk mengenal satu sama lain lebih dekat karena Angga tinggal di San Fransisco sementara saya di Jakarta. Tetapi setelah beberapa kali bertemu tahun lalu, tanpa berpikir dua kali, Angga dan saya tahu bahwa kami diciptakan untuk satu sama lain," cerita Ayu Thari.

Hubungan mereka berjalan dengan begitu cepat. Sebulan setelah pacaran, Angga melamar Ayu Thari. Suatu hari, pasangan ini sedang menikmati matahari terbenam di pantai Tabanan, Bali. "Ia mengejutkan saya dengan berlutut, mengeluarkan cincin, dan melamar saya. Saya sangat terkejut, meski begitu, tidak ada alasan apapun untuk saya berkata tidak. Bagaimanapun juga, saya sudah mengambil keputusan tersebut jauh sebelum ia melamar saya," kenang Ayu Thari. "Teman-teman saya juga terkejut dan menanyakan kepada saya apakah saya yakin dengan keputusan ini. Tetapi ketika saya bertemu Angga, saya tahu bahwa dialah orang yang tepat," tambahnya.

Kedua sejoli ini memutuskan untuk melestarikan warisan budaya keluarga mereka melalui perayaan tradisional Bali yang diadakan selama dua hari berturut-turut. "Pada hari pertama, saya 'diambil' dari rumah saya dan dibawa ke Denpasar, tempat tinggal keluarga Angga. Kami mengadakan upacara pernikahan kami keesokan harinya," kenang Ayu Thari.

Keduanya tampak begitu menawan di sepanjang selebrasi, dibalut dalam busana adat pernikahan Bali. Ayu Thari memakai kain prada berwarna cerah, lengkap dengan aksesoris kepala tradisional yang dibuat dari emas asli, "Beratnya mencapai 3 kilogram dan saya harus memakainya semalai dua hari berturut-turut," kenangnya. Sementara itu, sang mempelai pria menggunakan pakaian tradisional dari kain prada yang sama. "Orang tua Angga menggunakan kain prada yang sama di hari pernikahan mereka. Mereka mengajarkan kami berdua bagaimana cara memakainya dan menjaga kain tersebut, sehingga kami dapat meneruskannya sebagai pusaka keluarga," katanya.

Tanpa disangka, perhelatan meriah Ayu Thari dan Angga tidak melibatkan banyak vendor. "Semua persiapan dilakukan oleh keluarga besar kami. Menariknya, beberapa anggota keluarga kami juga bertemu dengan jodohnya pada hari pernikahan kami, dan merekapun sedang merencanakan untuk menikah juga!" cerita sang pengantin.

Berkaca pada pengalamannya, Ayu Thari memiliki saran bagi para calon pengantin, "Kommunikasi yang baik antara kedua keluarga adalah hal yang sangat penting. Selain itu, selalu sesuaikan dengan anggaran Anda. Tantangan pasti ada tetapi fokuslah dengan tujuan di depan. Pada akhirnya, lakukanlah yang terbaik dan serahkan sisanya kepada Tuhan."