Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Photography: Punyan Photography
Pasangan hari ini bertemu di suatu pagi di kafe di mana hari itu merupakan ulang tahun Teddy. "Kami saat itu sedang mendiskusikan peluang untuk kerja sama perusahaan kami. Pertemuan yang sebenarnya hanya mengambil waktu 20 menit, tetapi kami menghabiskan waktu tiga jam berbicara tentang hal-hal lain," kenang Cherry. "Rasanya seperti sedang berbincang dengan teman lama yang sudah tidak bertemu selama 20 tahun," lanjutnya.
Lamaran Teddy untuk Cherry terjadi beberapa bulan kemudian tanpa direncanakan. "Kami menghabiskan sepanjang malam berbicara tentang bagaimana alam semesta bekerja dengan begitu lucu dalam mempersatukan kami berdua. Ketika saya sedang bersiap-siap untuk tidur dan Teddy hendak pulang, tiba-tiba ia berlutut dan melontarkan pertanyaan wajib tersebut," kenang Cherry. Setelah Cherry menjawab "Ya", ia pun menerima cincin tunangan yang tidak biasa dan tidak terlupakan. "Dia membungkus jari saya dengan earphones dan meminta saya untuk tidak melepaskannya! Seminggu kemudian, dia memberikan saya cincin tunangan yang sebenarnya," ungkap Cherry.
Hanya dengan delapan bulan persiapan, kedua pasangan ini harus bekerja lebih dan membuat keputusan-keputusan yang cepat dan tegas. "Saya memperlakukan proses persiapan pernikahan ini sebagai pekerjaan, menggunakan jadwal, daftar, presentasi, serta jadwal pertemuan yang saya buat bersama dengan Teddy," jelas Cherry. Untungnya, mereka memiliki vendor yang sangat suportif, hari pernikahan mereka diperlakukan seperti hari pernikahan para vendor itu sendiri. "Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan salah seorang asisten pernikahan dari Hilda. Kami pun menjadi teman setelah itu dan masih berbicara satu sama lain sampai hari ini," tutur Cherry.
Pernikahan mereka difoto dengan begitu indah oleh Punyan Photography, semuanya merupakan realisasi dari pernikahan impian yang mereka inginkan selama ini. Unsur kayu, dedaunan, dan detail geometris dikombinasikan untuk menghasilkan selebrasi rustic dan industrial. Bohlam Edison mencurahkan nuansa modern, sementara kue pengantin yang dihiasi dengan succulent memberikan rona natural. "Kami sangat menyukai dua elemen kontras yang dapat dipadukan dengan sempurna, sesuatu yang menyimbolkan nilai yang ingin kami capai di masa depan," kata Cherry.
Perayaan hari itu semakin mengesankan, orang tua Teddy tidak hanya menyanyikan satu lagu Chinese rap, tetapi tiga untuk menghibur para tamu! Pasangan ini juga berkesempatan untuk menghabiskan 15 menit berdua, tepat sebelum grand entrance berlangsung. "Kami menikah tepat setahun setelah kami bertemu. Banyak hal-hal yang kebetulan terjadi, baik baik atau pun buruk, dan entah bagaimana semuanya membuat kami terus bersama," cerita Cherry, "Keseluruhan pengalaman ini memberikan kami pelajaran dalam hidup: kepercayaan, dan kejutan."