Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: Axioo
Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
Photography: David Salim Photography
Photography: Axioo
Photography: David Salim Photography
"Saya pertama bertemu Ricky di kafe miliknya. Kami masing-masing sedang bersama beberapa teman," kenang Nathalia. Mereka akhirnya diperkenalkan dan setelah saling mengenal lebih jauh, sepakat untuk menjalin hubungan. Suatu hari, pasangan ini pergi ke Bali bersama beberapa orang teman untuk menghadiri sebuah pernikahan. "Kami berencana untuk melakukan sesi foto di pantai. Yang saya tahu, salah seorang sahabat saya akan dilamar saat pemotretan berlangsung," ujarnya. Ia tak menyangka bahwa tepat setelahnya, Ricky pun menghampiri dan berlutut melamarnya. "Momen yang tidak terlupakan. Saya sangat bahagia sahabat-sahabat kami ada untuk menyaksikannya," Nathalia berkata.
Pasangan ini kemudian mulai merencanakan pernikahan mereka. "Proses perencanaan berjalan lancar karena kami banyak dibantu oleh Hilda. Saya sangat merekomendasi layanan mereka," tutur Nathalia. Walau tanpa tema khusus, keduanya begitu yakin akan apa yang mereka inginkan. "Seperti pemotretan pre-wedding kami, tidak ada tema spesifik untuk pernikahan ini. Kami hanya membahas apa yang kami ingin dan tidak inginkan. Ricky memilih warna bronze, sementara blush menjadi pilihan saya. Kami juga ingin memberikan nuansa modern karena kami merasa kebanyakan pernikahan skala besar sangatlah kaku," Nathalia menjelaskan.
Di hari pernikahan, area foyer Raffles Jakarta telah dihias dengan panel putih dan bunga-bunga. Memasuki ruang ballroom, atmosfer yang berbeda menyeruak. "Kami memilih dekorasi dengan tema alam dengan menggunakan ylang-ylang, ranting-ranting, serta lampu untuk memberi kesan romantis. Kami juga menghindari penggunaan standing flower dan rangkaian bunga berbentuk bulat untuk membuat suasana kian alami," Jelas sang pengantin.
Nathalia sendiri terlihat menawan dalam balutan gaun putih karya Adrian Gan. "Gaunnya memang tidak bermodel ballgown, juga tanpa ekor yang panjang, namun persis dengan keinginan saya. Adrian Gan membuatkan satu gaun pernikahan yang dapat saya pakai untuk seluruh acara pernikahan dengan model yang berbeda-beda," Nathalia berkata. Ricky juga terlihat tampan dalam setelan tuksedo hitam dengan bros bunga dari Litany tersemat di dadanya.
Setiap acara pada malam itu mengalir dengan sempurna. Namun, Ricky rupanya telah menyiapkan sebuah kejutan bagi pengantinnya. Tulus tiba-tiba hadir menyanyikan "Teman Hidup" bagi sang pasangan dan semua terpana. Tetapi di atas segalanya, Nathalia menyebutkan satu momen yang ia rasa begitu dekat di hatinya. "Upacara pemberkatan nikah kami adalah momen favorit saya. Adalah mimpi setiap wanita untuk berjalan dalam balutan gaun putih dan menyatakan janji suci pada pasangan hidupnya," Ia mengenang.