"Begitu banyak perbedaan di antara kami," ungkap Olvita sembari membuka kisah jalinan asmara dirinya dan Pandhit. Mungkin kalimat sederhana tersebut adalah yang paling sempurna untuk mewakili hubungan keduanya. Mulanya, Olvita berpikir relationship goal adalah suatu hubungan dengan pasangan yang tidak hanya saling mencintai, tetapi juga memiliki banyak kesamaan karakter. Seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa pasangannya adalah sosok yang memiliki pribaid yang bertolak belakang dengannya di dalam segala hal. "Kami hampir tidak memiliki kesamaan hobi, selera makanan, dan bahkan pola pikir kami berbeda! Lantas, terlintas di benak saya, bisakah suatu hari nanti kami hidup bersama meskipun memiliki banyak perbedaan seperti ini," lanjutnya.
Singkat cerita pada momen pertama Olvita pergi berlibur ke luar negeri bersama orang tua Pandhit, ia dilamar di Belanda, tepatnya di kota favorit sang kekasih yaitu Den Haag, dua hari sebelum mereka akan kembali ke tanah air. Di kota tersebut, Olvita mengiyakan lamaran Pandhit meskipun tanpa cincin atau agenda apapun sebelumnya. Bagi pasangan ini, mereka jelas memahami bahwa keputusan untuk melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius tidaklah mudah.
Akhirnya, dalam waktu enam bulan, Olvita dan Pandhit sepakat mempersiapkan pesta pernikahan dengan tema adat Solo sesuai dengan daerah asal keluarga keduanya. Deretan prosesi acara pun diselenggarakan selama empat hari berturut-turut. Acara resepsi pernikahan juga didekor bagaikan Keraton Kasunanan Surakarta yang identik dengan warna biru. Selain rona warna biru untuk mendominasi venue, pasangan ini juga mengambil inspirasi dari arsitektur Eropa, yakni art deco. Agar lebih terlihat seperti pengantin Solo pada perayaan tersebut, Olvita juga memutuskan untuk mengenakan kebaya kutubaru berwarna biru tua dengan material kain bludru yang panjangnya tidak melebihi lutut kaki. Terlihat seirama berdampingan, sang pengantin pria juga berbusana sesuai dengan pakem adatnya menggunakan beskap bludru pengeranan.
"Memang tidak mudah ketika berjalan dengan banyak perbedaan, tetapi hal tersebut menyadarkan kami bahwa tidak selamanya perbedaan adalah sebagai jurang pemisah yang harus dihindari. Sebaliknya, perbedaan telah banyak mengajarkan kami untuk dapat menerima, melengkapi, mengerti, semakin memahami satu sama lain, dan belajar mencintai apa yang tidak kamu cintai sebelumnya," pungkas Olvita.
Jangan lupa untuk menambahkan foto favorit di album ini ke dalam inspiration board Anda!
