Selama dua tahun terakhir, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang cukup signifikan dalam berbagai sektor, khususnya industri pernikahan. Banyak sekali penyesuaian yang harus dilakukan demi kesehatan dan keselamatan bersama. Hal ini pun membuat para vendor pernikahan perlu memutar otak dan bekerja ekstra keras untuk merancang plan B di tengah ketatnya kebijakan pembatasan sosial.
Apalagi, pembaruan aturan yang dilakukan oleh pemerintah benar-benar tidak dapat diprediksi. Dalam setiap upacara janji suci yang dilangsungkan selama pandemi, setidaknya sang wedding organizer harus menyiapkan protokol kesehatan secara lengkap, mulai dari tes SWAB, sanitasi berkala, pemeriksaan suhu, menjaga jarak, hingga pembatasan jumlah tamu undangan yang hadir. Inilah mengapa mayoritas pasangan pengantin memilih untuk melakukan perayaan yang lebih intimate.
Sejumlah komponen yang biasa terdapat dalam pesta pernikahan pun terpaksa ditiadakan, seperti sesi santap bersama, hiburan musik, hingga tari-tarian, mengingat sebisa mungkin kedua mempelai dan para tamu wajib mengurangi interaksi dari awal hingga akhir acara. Kendati sempat berulang kali tertunda, nyatanya sebagian pasangan tetap memilih untuk merayakan hari bahagia mereka di tengah pandemi.
Lalu, bagaimana dengan harapan industri pernikahan di masa yang akan datang? Melansir Brides.com, berikut delapan prediksi tren pernikahan di dunia pasca pandemi Covid-19
- Pilihan Venue Outdoor akan Menjadi Primadona
Kami menemukan bahwa aliran udara dalam suatu ruangan bisa berpengaruh besar terhadap kecepatan penyebaran virus. Area yang sirkulasi udaranya hanya berputar-putar di satu tempat saja memiliki risiko penularan dua kali lipat lebih tinggi melalui droplet dibandingkan ruangan terbuka. Inilah mengapa banyak pasangan pengantin yang lebih memilih untuk menggunakan venue outdoor demi mengurangi risiko yang ada. Melalui kebiasaan ini, sejumlah pakar terkemuka di dunia juga memprediksi bahwa opsi ruangan terbuka akan semakin diminati di masa depan. Ada banyak sekali sudut ruangan yang dapat dieksplor ketimbang jika Anda melangsungkannya di venue tertutup. Hal ini menyebabkan, baik pasangan pengantin maupun vendor dekorasi, bisa lebih bebas untuk berekspresi. - Meningkatnya Kesadaran Diri akan Virus dan Bakteri
Salah satu dampak positif dari era pandemi yang berlangsung dalam jangka panjang ini adalah meningkatnya kesadaran diri infeksi virus. Sebelum pandemi merebak mungkin saja sebagian besar dari masyarakat cenderung abai terhadap protokol kesehatan sederhana untuk kebaikan diri masing-masing. Barulah setelah virus berbahaya ini mengintai, masyarakat berusaha sadar untuk lebih melindungi dirinya setiap saat. Tak terkecuali saat menghadiri acara pernikahan. Mereka saling berbondong untuk menghindari kerumunan yang mungkin saja akan terjadi. Sebagai bentuk pencegahan, pihak vendor pun menyiapkan ragam properti khusus, seperti penghalang kaca akrilik, sarung tangan untuk staf yang berjaga, hingga APD yang sesuai. Ke depannya, vendor pernikahan dan tamu undangan yang hadir akan lebih terlatih untuk menangani segala hal. - Konsep Pernikahan akan Jauh Lebih Intim
Perayaan pernikahan berskala kecil memang telah menjadi tren di kalangan pasangan pengantin selama dua tahun terakhir. Dari kebiasaan ini, para pakar di industri pernikahan memprediksi bahwa selebrasi intimate yang hanya mengundang sedikit tamu justru akan semakin diminati. Apalagi, calon pengantin juga lebih bisa menghemat alokasi anggaran mereka untuk keperluan lain yang lebih penting一yang semula mungkin saja tidak dapat terealisasikan karena harus mengundang banyak tamu. Momen perayaan janji suci juga akan terasa lebih hangat karena dikelilingi oleh orang-orang terdekat yang benar-benar mengenal kedua mempelai. - Pemilihan Gaun Pernikahan yang Lebih Fleksibel
Kita masih belum tahu kapan tepatnya pandemi ini akan berakhir. Oleh karena itu, sebagian besar calon mempelai wanita memilih untuk memesan gaun serbaguna yang dapat digunakan kembali di kemudian hari. Penyesuaian gaun ini dapat berupa penambahan area lengan, outer, hingga jaket, agar sewaktu-waktu dapat digunakan berulang dalam musim yang berbeda. Untuk pasangan pengantin yang melangsungkan pernikahan microwedding, biasanya mereka juga berencana mengadakan selebrasi kedua, yaitu minimony. Inilah alasan mengapa penyesuaian gaun banyak dipilih sebagai second look. Selain itu, busana bermaterial ringan yang tidak begitu resmi juga banyak dijadikan sebagai opsi agar cocok dikenakan dalam berbagai acara. - Gaya Busana yang Terbilang Jauh dari Kata Formal
Melangsungkan pernikahan di tengah pandemi artinya perlu penyesuaian pula dalam hal busana. Semakin intim konsep pernikahan yang diusung, maka kedua mempelai dapat lebih bebas mengekspresikan gaya mereka. Selama dua tahun terakhir, pengantin wanita justru lebih menyukai pakaian yang terasa ringan dan lebih sederhana, seperti setelan chic berwarna putih, gaun slip tanpa lengan, jumpsuit, hingga sepasang sepatu yang dapat dikenakan sehari-hari. Sementara untuk mempelai pria, mereka cenderung terbuka dengan setelan jas bernuansa cerah yang dikolaborasikan dengan berbagai macam motif. - Penyesuaian Produksi Gaun dengan Permintaan Pasar
Desainer gaun pengantin biasanya selalu merilis koleksi baru pada setiap musim. Jumlah busana yang diproduksi pun terbilang cukup banyak, baik tradisional maupun modern. Namun, pasca pandemi melanda, sejumlah perancang busana dari berbagai belahan dunia memutuskan untuk memajang kembali koleksi terbaik mereka yang kerap dipesan oleh calon pengantin. Tentunya putusan ini juga disesuaikan dengan berbagai macam aspek, mulai dari musim, tren, hingga permintaan pasar. Ditambah lagi, banyak calon mempelai wanita yang hanya memiliki sedikit waktu untuk mempersiapkan pernikahannya, sehingga periode pemilihan gaun pun akan jauh lebih cepat. - Hidangan Bergaya Keluarga dalam Pesta Duduk Diprediksi Akan Berkurang
Seperti yang telah diketahui, pesta pernikahan di musim pandemi Covid-19 telah dirancang sesederhana mungkin, ini termasuk meniadakan sesi santap bersama dalam sebuah meja yang melingkar. Karena dikhawatirkan para tamu undangan akan saling berbagi piring bersama. Opsi prasmanan yang ditangani secara penuh oleh pramusaji berprotokol lengkap hingga hamper makanan yang dibawa pulang diprediksi dapat menjadi tren baru di masa yang akan datang. Selain keselamatan yang terjamin, opsi tersebut juga terbukti ampuh mengurangi penularan bakteri. - Timbulnya Kedekatan di Antara Mempelai dan Tamu Undangan
Selebrasi pernikahan berskala kecil tentu saja akan melahirkan atmosfer sekaligus kenangan yang berbeda ketimbang jika Anda melangsungkan pernikahan dalam skala besar. Ketika tiba saatnya Anda bertukar janji suci pernikahan, mereka yang turut menjadi saksi di hari bahagia Anda hanyalah orang-orang yang paling Anda kenali. Ini adalah saat yang paling tepat untuk mengumpulkan seluruh keluarga, kerabat, maupun sahabat dekat yang sudah lama tidak pernah berjumpa. Oleh karenanya, pernikahan intimate yang digelar dapat dijadikan sebagai momentum pertemuan untuk kembali mempererat tali persaudaraan dengan orang-orang terkasih. Di masa depan, mereka tidak akan sungkan lagi untuk saling menghubungi satu sama lain.