Photography: Thinkstock.com
Sama halnya seperti sebuah kehidupan rumah tangga, proses persiapan pernikahan pun penuh dengan hal-hal yang indah dan menyenangkan, namun terkadang muncul berbagai rintangan yang dapat menyebabkan stres dan kegundahan. Selama masa persiapan ini, tak jarang pasangan calon pengantin akan mengalami pasang surut, tapi hal ini sangatlah normal! Namun sebaiknya Anda mengantisipasi dan menyelesaikan masalah yang mungkin melanda secepatnya agar Anda tidak menghabiskan waktu untuk bertengkar dengan pasangan. Dalam artikel ini kami telah merangkum beberapa hal yang dapat memicu pertengkaran antar calon mempelai, agar Anda dapat mempersiapkan diri dan mengetahui kiat untuk mengatasinya secara efektif.
1. Anggaran dan biaya pernikahan
Uang memang merupakan topik yang sensitif dan mengintimidasi, namun penting sekali untuk dibicarakan bersama pasangan sejak awal masa persiapan pernikahan. Terlebih jika Anda dan pasangan berencana untuk menggelar acara yang memakan biaya cukup besar. Hal-hal yang memicu perdebatan seputar topik ini biasanya adalah pandangan yang berbeda mengenai keseluruhan biaya pernikahan, siapa yang harus mengeluarkan sejumlah uang tersebut, bagaimana kontribusi keluarga masing-masing, dan apa saja yang harus dibayarkan. Untuk menghindari tekanan yang terlalu besar di area ini, pastikan Anda dan pasangan sudah menyepakati jumlah anggaran yang disiapkan untuk acara ini dan berusaha untuk tidak melebihi anggaran tersebut. Bersikaplah terbuka dan transparan soal kondisi keuangan yang sebenarnya agar Anda berdua dapat menemukan jalan terbaik untuk membiayai pernikahan ini atau mengatasi masalah finansial lainnya.
2. Ekspektasi atau permintaan keluarga
Pada umumnya, sebuah gelaran pernikahan adalah acara yang melibatkan keluarga besar. Saat dua keluarga bersatu, tentu calon pengantin harus pintar-pintar mencari cara untuk menggabungkan beberapa keinginan atau ekspektasi dari keluarga. Tak jarang pula pasangan mempelai akan dihadapkan dengan orang tua yang memiliki keinginan yang bertolak belakang, kerabat yang terlalu ikut campur dan memberi saran-saran yang berlebihan, permintaan untuk mengenakan gaun pengantin antik milik nenek sang pengantin wanita, atau masih banyak lagi. Hal ini dapat menimbulkan rasa frustasi dan mendorong kedua pengantin untuk berpihak dan saling membela keluarga masing-masing. Yang terpenting adalah, Anda dan pasangan harus berpegang teguh pada pendirian dan keinginan pribadi Anda serta membuat semua keputusan bersama-sama, bukan sepihak. Jangan biarkan hal ini meretakkan hubungan Anda, justru anggap saja ini kesempatan untuk mengenal anggota keluarga masing-masing lebih baik lagi.
3. Pembagian tugas dan pekerjaan
Saat sang mempelai wanita sibuk mempersiapkan segala sesuatu namun pasangannya tampak cuek dan lebih santai, ini adalah salah satu penyebab pertengkaran paling umum selama proses persiapan pernikahan. Yang satu akan mengganggap pasangannya tidak peduli, sedangkan yang lain merasa tersisih dan tidak dibutuhkan, sehingga akhirnya memicu sebuah pertikaian. Untuk menghindari hal ini, delegasikan semua tugas persiapan pernikahan sesuai kemampuan masing-masing dan salinglah membantu. Agar sang mempelai pria ikut semangat dalam mempersiapkan acara ini, berikan ia tugas sesuai minatnya, misalnya memilih grup musik atau hiburan yang akan tampil, merencanakan perjalanan bulan madu atau menyusun playlist lagu yang akan dimainkan. Atau Anda juga bisa membagi daftar tugas ke dalam kolom tugas saya, tugas dia, dan tugas kami, agar masing-masing mendapat jumlah tugas yang adil.
4. Jadwal dan tenggat waktu
Persiapan pernikahan biasanya memakan waktu yang cukup lama, serta menyita jadwal harian kedua mempelai. Anda akan disibukkan dengan sesi food tasting, meeting, fitting, pemotretan, tes rias wajah, serta diwajibkan menyelesaikan berbagai tugas tepat waktu, seperti menyusun daftar tamu, mengirimkan undangan, atau mengurus dokumen legal yang diperlukan. Bagi pasangan yang sibuk, hal ini mungkin dapat menjadi kendala dan menyebabkan stres. Saran kami, jangan ragu untuk meminta bantuan saat Anda merasa kesulitan mengatur waktu untuk menyelesaikan berbagai hal, bisa dari para bridesmaid, keluarga, teman atau para ahli. Wedding organizer dan vendor pernikahan profesional lainnya selalu siap untuk memberikan bantuan dan memudahkan proses ini untuk Anda, mereka akan siaga dalam mengorganisir, mengatur, serta mengawasi setiap progres sehingga Anda dapat lebih tenang menjalaninya.
5. Selera atau keinginan yang bertentangan
Penyebab pertengkaran pranikah lainnya adalah apabila sang calon pengantin wanita dan pria memiliki ide, selera, atau visi yang bertentangan tentang konsep pernikahan impian mereka. Anda mungkin saja menginginkan palet warna pastel yang romantis untuk bunga, undangan, dan dekorasi, tapi pasangan lebih condong ke pilihan warna yang minimalis dan monokromatik. Atau dalam hal pemilihan lagu, ada yang menyukai lagu klasik sedangkan yang satu lebih memilih lagu pop yang ceria. Kunci untuk mengatasi kendala ini adalah dengan saling berkomunikasi dan berkompromi. Bahas dengan jelas segala aspek konsep yang diinginkan kedua belah pihak dan cari jalan tengah yang dapat disepakati. Minta juga pendapat dari orang yang Anda percayai misalnya, ibu, kakak, atau vendor pernikahan Anda, dengan demikian Anda akan mendapatkan sudut pandang yang baru dan segar.
6. Daftar tamu dan undangan
Siapa yang harus diundang, siapa yang tidak, siapa yang berhalangan hadir, siapa yang akan membawa pasangan, berapa jumlah tamu yang diundang oleh para orang tua dan berapa orang teman yang dapat diundang oleh Anda dan pasangan? Semua pertanyaan ini dapat menyebabkan calon pengantin bertengkar jika tidak dikomunikasikan dengan jelas. Setelah menentukan anggaran biaya pernikahan, tentukan juga jumlah undangan yang akan disebar dan berapa orang yang akan diundang, beserta pembagian jatahnya antara Anda, pasangan dan kedua belah keluarga. Dengan begitu, semua memiliki pengertian yang sama tentang hak undangan. Kemudian, apakah Anda berpikir untuk mengundang mantan kekasih, sepupu jauh atau sahabat masa kecil? Buatlah keputusan bersama, tanyakan pendapat pasangan pula tentang hal ini. Jika ia merasa tak nyaman dengan kehadiran seseorang yang akan Anda undang, sebaiknya Anda menghargai perasaannya.
7. Pesta lajang
Bagaimana perasaan Anda tentang rencana pasangan untuk menghabiskan malam terakhirnya sebagai seorang bujangan dengan berpesta hingga pagi? Atau apa pendapatnya tentang ide perjalanan bachelorette Anda dengan para sahabat yang cukup menguras biaya? Untuk menghindari adanya pemicu pertengkaran di momen yang seharusnya menyenangkan ini, diskusikan semua rencana pesta lajang bersama-sama. Jika ada ketidaksetujuan, sampaikan hal itu pada satu sama lain, jelaskan bahwa Anda tidak ingin ia dalam kondisi mabuk di pagi hari menjelang pernikahan atau alasan mengapa menurutnya tak perlu berpesta demi menabung untuk bulan madu. Berikan ide alternatif yang lebih sesuai dengan kondisi Anda berdua.
8. Stres
Sering kali, penyebab dari momen bridezilla, rasa frustasi, hingga rasa marah terhadap satu sama lain adalah karena Anda berdua mengalami stres. Maka tak heran jika semuanya terlihat salah dan sulit ketika Anda stres atau kelelahan. Bagaimana cara mengatasinya? Cukup mudah, Anda harus beristirahat sejenak. Luangkan waktu sendiri untuk menikmati hobi atau memenuhi kebutuhan personal Anda. Pergilah ke spa, menonton film atau sekadar tidur lebih lama. Karena memang kekurangan tidur pun dapat menyebabkan stres dan hormon yang tidak seimbang. Dengan begitu Anda akan merasa lebih segar dan siap untuk menyelesaikan berbagai tugas pernikahan lain setelah itu. Jangan lupa pula untuk menyediakan satu hari dalam seminggu di mana Anda dan pasangan membicarakan hal selain topik pernikahan. Anda bisa mengajaknya kencan dan melupakan urusan pesta sejenak. Jika Anda betul-betul merasa kewalahan dengan proses wedding planning ini, minta pasangan untuk lebih membantu agar beban tersebut tidak Anda tanggung sendiri.