Photography: ThinkStock Photos
Kita tahu bahwa menikah merupakan salah satu langkah terpenting dalam hidup seseorang. Memutuskan untuk menikah pun menandakan babak baru yang lebih matang dan serius. Tapi, sebagai sosok yang telah mendampingi Anda sejak masa kecil hingga dewasa, pernikahan juga merupakan sebuah momen besar bagi orang tua Anda. Mereka mungkin merasa kehilangan atau berat melepas anak kesayangan mereka, namun di satu sisi mereka pun bahagia karena dapat menanggap suami Anda kelak sebagai anak mereka. Mereka juga mungkin merasa memiliki tanggung jawab untuk merayakan pernikahan Anda dengan cara tertentu atau justru membebaskan Anda dalam memilih konsep pernikahan impian. Untuk meluruskan berbagai kebingungan dan kecemasan tentang rencana pernikahan Anda, atau bahkan tentang kehidupan Anda setelah menikah, sebaiknya luangkanlah waktu untuk berdiskusi dengan orang tua tentang hal-hal berikut ini:
1. Tentang Pasangan Anda
Berdiskusi tentang calon pendamping hidup Anda merupakan salah satu tahap penting karena setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk memiliki pasangan terbaik dalam sebuah pernikahan. Bahkan jika orang tua Anda tidak pernah menunjukkan rasa tidak suka atau ketidaksetujuan terhadap kekasih Anda, tak ada salahnya menyampaikan keyakinan terhadap calon pilihan Anda serta menjelaskan berbagai kebaikan yang Anda lihat dalam dirinya. Dengan begitu orang tua Anda dapat semakin memahami keputusan Anda dan memastikan bahwa Anda tidak salah pilih. Jika justru Anda yang masih merasakan keraguan tentang calon pasangan Anda, mungkin orang tua Anda dapat membantu dalam memberi sudut pandang baru tentangnya atau menyampaikan isi hati mereka tentang dia.
2. Tentang Rencana Pernikahan
Sebelum membuat keputusan tentang rencana pernikahan Anda, biasanya orang tua berharap Anda akan berkonsultasi dengan mereka terlebih dahulu. Terlebih di sebuah keluarga tradisional, di mana sebuah pernikahan bukanlah acara milik kedua pengantin saja tapi juga acara milik orang tua atau bahkan seluruh keluarga besar! Di tahap awal, diskusikan gambaran acara secara garis besar saja. Misalnya, membahas tipe acara, perkiraan tanggal, seberapa besar skala acara yang ingin digelar, apakah ada tradisi dan ritual pernikahan yang harus Anda ikuti, atau apakah Anda dan orang tua sudah memiliki bayangan tentang venue pernikahan yang diinginkan. Anda dapat berbagi soal hal-hal yang Anda inginkan dan tidak inginkan di acara pernikahan nanti dan lihat apakah orang tua Anda menyetujuinya. Anggap saja ini adalah sesi brainstorming, di mana semua ide harus ditampung terlebih dahulu sebelum diseleksi ulang di kemudian hari. Jadi jangan langsung menolak mentah-mentah ide orang tua Anda atau memaksakan kehendak pada mereka. Beri mereka waktu untuk memproses semuanya.
3. Tentang Anggaran Pernikahan
Sebelum melakukan pembahasan penting ini dengan orang tua Anda, sebaiknya Anda bicara tentang anggaran dengan calon suami Anda terlebih dahulu. Tentukan jumlah yang akan Anda berdua kontribusikan ke dalam anggaran pernikahan dan apakah Anda masih membutuhkan bantuan dari kedua orang tua atau tidak. Ketika tiba saatnya untuk mendiskusikan keuangan dengan orang tua, jelaskan pada mereka tentang visi pernikahan ideal Anda dan berapa kira-kira jumlah uang yang dibutuhkan untuk mewujudkannya. Beri tahu juga pada mereka sekiranya Anda dan pasangan dapat menutupi semua atau sebagian anggaran biaya, serta bagaimana pembagian kontribusi dari kedua belah pihak keluarga. Persiapkan diri jika orang tua Anda tidak dapat membantu dalam segi keuangan dan jangan memaksa mereka untuk memberi Anda sejumlah uang. Namun jika mereka bersedia membantu, maka Anda pun harus menanyakan akan seberapa terlibatkah mereka dalam proses persiapan pernikahan nanti atau apakah mereka memiliki ekspektasi tertentu yang berkaitan dengan kontribusi keuangan ini.
4. Tentang Ekspektasi
Topik berikutnya adalah seputar ekspektasi akan pernikahan ini, baik dari Anda maupun orang tua. Penting sekali untuk mencapai kesepakatan sejak awal mengenai hal-hal yang diinginkan dan diharapkan di hari besar nanti, oleh karena itu sebagai keluarga Anda harus memiliki visi yang jelas. Bahas lebih dalam mengenai tipe perayaan pernikahan Anda, apakah akan mengambil tema tradisional sesuai adat keluarga atau lebih modern? Lalu bicarakan soal skala acara, apakah hanya akan menjadi acara kecil dan intimate, atau orang tua Anda berharap dapat mengundang ratusan tamu? Apakah Anda dapat menggelar sebuah pernikahan destinasi di luar kota atau negeri, atau orang tua justru ingin Anda menikah di kampung halaman? Setelah membicarakan detail pernikahan secara lebih terperinci, pastikan juga Anda menyampaikan ekspektasi yang dimiliki oleh pasangan dan keluarganya pada orang tua Anda. Tak hanya soal hari pernikahan, Anda juga dapat menanyakan ekspektasi mereka setelah Anda menikah nanti. Seperti, apakah Anda diharapkan mengunjungi mereka setiap minggu atau menghabiskan hari raya bersama mereka? Jika ada keinginan yang bertentangan, manfaatkan waktu ini untuk saling bernegosiasi atau berkompromi sebelum melanjutkan proses persiapan ke tahap berikutnya.
5. Tentang Tanggung Jawab
Proses persiapan pernikahan memang membutuhkan direksi yang jelas dan efisien, maka setiap pihak yang terlibat harus memahami dan tidak boleh lalai dalam menjalankan apa yang menjadi tugas, tanggung jawab, dan kewajibannya. Sebagai calon mempelai wanita, biasanya hal yang menjadi tanggung jawab Anda adalah seputar konsep dan rencana acara, pemilihan vendor, pengaturan jadwal, dan memikirkan plan B sebagai cadangan. Mungkin juga orang tua Anda menyerahkan tugas untuk memesan kamar hotel untuk tamu mereka atau mengikuti ritual dan tradisi pernikahan tertentu. Untuk kedua orang tua Anda, lakukan pembahasan mengenai hal-hal yang dapat mereka kerjakan, misalnya apakah mereka berkewajiban menggelar sebuah acara lamaran untuk Anda atau memberikan pidato di hari H nanti. Untuk membantu mendampingi dan mengingatkan mereka, Anda pun dapat meminta pihak wedding organizer untuk membuat daftar tugas yang terpisah dan khusus untuk orang tua.
6. Tentang Kehidupan Setelah Menikah
Jangan lupa untuk membicarakan juga pengaturan tempat tinggal Anda setelah menikah nanti. Apakah Anda akan pindah dan tinggal bersama pasangan Anda? Jika iya, bagaimana perasaan orang tua Anda tentang hal ini? Beberapa orang tua pengantin mungkin merasa sedih atau kesulitan menghadapi fakta harus berpisah dengan anak mereka. Jika itu masalahnya, coba atur rencana kunjungan rutin ke rumah mereka. Ada pula skenario di mana Anda tetap tinggal bersama orang tua dan pasangan Anda akan ikut tinggal di kediaman tersebut, yang mana hal ini cukup lumrah di budaya Asia. Maka Anda harus membicarakan bagaimana sebaiknya proses pindahan dan pembagian ruang dilakukan, lalu apakah ada aturan yang harus ditaati oleh suami Anda kelak.
7. Pertanyaan Seputar Pernikahan
Ini juga dapat menjadi momen tepat untuk meminta saran atau opini mereka tentang pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Jika Anda masih memiliki keraguan, masalah, atau kebingungan tentang masa adaptasi bersama suami nanti, bukan tak mungkin orang tua Anda dapat membantu memberi jalan keluar berdasarkan pengalaman mereka. Siapa tahu mereka pun memiliki wejangan berharga tentang kehidupan yang dapat Anda berikan ke anak-cucu kelak! Selain mengutarakan berbagai pertanyaan seputar pernikahan, sebaiknya Anda pun meluangkan waktu untuk benar-benar mempererat hubungan dengan orang tua sebelum Anda memasuki babak baru bersama pasangan tercinta. Anda pun dapat merencanakan sebuah aktivitas seru bersama orang tua untuk melepas beban dan penat yang mungkin dirasakan, tak hanya oleh Anda namun juga oleh orang tua, selama proses mempersiapkan pernikahan ini.