Meski sebagian besar pasangan yang baru menikah sudah siap akan kehadiran anak, tapi pada saat anak pertama lahir, kenyataan yang terjadi sering kali di luar dari prediksi dan ekspektasi. Romantisme pernikahan setelah anak lahir sangatlah berbeda saat pacaran apalagi saat bulan madu. Ada begitu banyak perubahan yang terjadi. Perubahan terbesar adalah semua rutinitas dan kebiasaan mengikuti "jadwal" serta kebiasaan anak. Rasanya seperti tidak ada ruang untuk bermesraan.
Situasi itu masih ditambah lagi dengan tuntutan pekerjaan yang terus bertambah. Alhasil ketika sampai di rumah fokus beralih kepada anak dan setelah anak tidur, energi Anda dan pasangan tidak tersisa banyak. Inilah yang kemudian membuat kadar keromantisan Anda dan pasangan berkurang hingga meredupkan percikan asmara dalam pernikahan.
Walaupun semua pasangan yang baru memiliki anak pertama mengalami itu semua, bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasinya. Menjadi sangat penting untuk selalu menjaga romantisme dalam pernikahan karena inilah "amunisi" jangka panjang yang membuat pernikahan tetap penuh kehangatan serta keintiman. Lalu, apa solusinya? Berikut 7 tips untuk menghadirkan romantisme dalam rumah tangga tetap menyala meski sudah punya anak.
- Buat kencan di rumah secara reguler.
Biasanya pasangan yang baru memiliki anak akan kesulitan mencari waktu untuk pergi keluar rumah berduaan, sekadar makan di restoran favorit atau hanya berkendaraan berdua sambil mendengarkan lagu favorit. Solusinya adalah, twist kencan keluar rumah menjadi kencan di rumah. Saat anak sudah tidur, Anda dan pasangan bisa duduk berdua di sofa sambil menikmati minuman dan camilan kesukaan. Atau nonton film berdua sambil cuddling di sofabed. Lakukan ini secara reguler, meski hanya 30 menit tapi tips ini efektif untuk menjaga ikatan Anda dengan pasangan. - Berbagi tugas mengurus anak.
Sesungguhnya mengurus anak adalah tanggung jawab kolektif Anda dan pasangan. Apalagi ketika anak pertama lahir, baik Anda maupun pasangan sama-sama tidak punya solusi pasti untuk mengatasi situasi yang serba pertama. Jadi agar tidak hanya satu orang yang merasa terbebani mengurus anak hingga kemudian berdampak langsung pada romantisme pernikahan, maka kedua pihak harus terlibat aktif dalam mengurus anak. Meski ada tenaga bantuan seperti baby sitter, bukan berarti keterlibatan Anda dan pasangan sebagai orangtua jadi berkurang. Berbagi peran ketika menidurkan anak atau memandikan anak, pasti akan sangat berarti untuk istri Anda. - Menciptakan kreasi baru dalam physical affection.
Menjadi orangtua baru seolah tidak memberi ruang bagi Anda dan pasangan untuk menikmati keintiman. Karena energi sudah terkuras habis untuk urusan anak yang baru lahir dan pekerjaan kantor. Sebenarnya diperlukan cara kreatif untuk menjaga keintiman yaitu dengan melakukan physical affection atau sentuhan fisik. Dan sentuhan fisik ini tidak memerlukan energi yang banyak tapi ketika dilakukan bisa mendatangkan hormon rasa bahagia pada Anda serta pasangan. Adapun contoh sentuhan fisiknya seperti memijat kaki istri menjelang tidur, berpelukan saat menonton film di sofa, mengecup pipi istri secara diam-diam saat di dapur, atau sekadar mengusap-usap kepala suami sebelum tidur. Agar semakin sempurna, jangan pelit untuk mengucapkan "I love you" kepada pasangan untuk menjaga pendaran cinta dalam hubungan. - Flirting!
Flirting atau saling menggoda harus tetap dilakukan meski Anda dan pasangan sudah punya anak. Flirting adalah fun part dalam sebuah hubungan. Inilah pemantik romantisme dalam hubungan. Jadi kalau ingin pernikahan Anda dan pasangan tetap romantis, tetaplah saling flirting! Yang perlu disesuaikan hanyalah cara Anda dan pasangan flirting ketika sudah punya anak. Jika sebelumnya mungkin bisa lebih ekspresif maka setelah punya anak media penyalurannya jadi lebih beragam. Misalnya, Anda memasukkan surat cinta untuk suami ke dalam tas kerjanya, atau sempatkan menelepon istri hanya untuk mengatakan "Kamu seksi sekali hari ini!" - Buat jadwal untuk bercinta.
Baru memiliki bayi membuat ritual bercinta Anda dan pasangan menjadi sedikit sulit untuk direalisasikan. Padahal bercinta adalah salah satu cara untuk membuat romantisme tetap ada dalam satu hubungan. Solusinya adalah buatlah jadwal bercinta! Mungkin terdengar aneh, tapi ini akan membuat Anda dan pasangan mempersiapkan diri ketika hari untuk bercinta tiba. Sehingga Anda dan pasangan bisa "rehat" sejenak dari urusan anak. - Saling mendukung.
Menjadi orangtua baru memang tidak ada panduan bakunya. Maka sangat wajar jika Anda dan pasangan tidak mengerti bagaimana menghadapi bayi yang baru lahir. Belum lagi banyak "suara-suara" luar yang ikut membuat orangtua baru lebih sering merasa bersalah saat mengurus anak pertamanya. Karena itu Anda dan pasangan haruslah saling mendukung, jangan justru saling menyalahkan. Ini adalah proses belajar bersama dan tanggung jawabnya pun dipikul bersama. Jadi tetaplah saling mendukung adalah esensi dasar dari menjaga pernikahan dari perpecahan. - Jangan malu untuk meminta bantuan.
Mengurus anak memang tanggung jawab orangtuanya, tapi bukan berarti Anda dan pasangan tidak memerlukan bantuan. Pepatah Afrika menyebutkan kalau dibutuhkan satu desa untuk membesarkan seorang anak. Artinya diperlukan support system atau orang-orang terdekat yang mendukung Anda dan pasangan untuk membesarkan anak. Jadi jika Anda dan pasangan merasa butuh bantuan, jangan malu untuk memintanya. Bantuan ini bisa dari keluarga, dokter anak, psikolog, dokter gizi, seksolog atau siapa saja yang menurut Anda dan pasangan bisa memberikan bantuan agar pernikahan tetap harmonis dan bahagia.
Ingatlah, sesungguhnya bukan keberadaan anak yang membuat pernikahan jadi tidak romantis, melainkan situasi yang semakin kompleks yang akan membuat hubungan Anda dan pasangan semakin matang. Jadi selamat bertumbuh bersama!